Rabu, 15 Agustus 2012

Modul Pelatihan Kader Jiwa Puskesmas




1.      Kesehatan Fisik dan Kesehatan Jiwa
a.      Makna sehat fisik dan jiwa
Definisi Sehat menurut WHO adalah tercapainya suatu keadaan sempurna, tidak hanya jasmani dan rohani, tapi juga sosial. Sehat menurut UU No. 23 tahun1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang sifatnya mutlak dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan akan kualitas sumber daya manusia. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantaranya adalah lingkungan, perilaku, dan keturunan. Hidup sehat berarti tercapainya suatu keadaan sempurna baik secara jiwa dan raga. Terdapat dua bentuk sehat yang sering disebut, yaitu sehat fisik dan jiwa.
*      Sehat fisik berarti seluruh organ fisik berfungsi dengan baik
*      Sehat jiwa ditandai dengan kemampuan untuk menerima diri apa adanya, mampu mengontrol pikiran dan imajinasi, mampu menyelaraskan antara pikiran dan perilaku, mampu menyatukan berbagai keinginan yang mncul dan mengatasi permasalahan, memiliki rasa aman, merasa dicintai, dan memiliki emosi yang stabil
b.      Ciri-ciri orang yang sehat jiwa
Seseorang dengan jiwa yang sehat adalah orang yang mampu :
*      Berpikir jernih
*      Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan
*      Dapat menikmati hubungan dengan keluarga, teman, kerabat, dan rekan kerja
*      Dapat merasakan kebahagiaan spiritual
*      Membawa kebahagiaan bagi orang lain dalam suatu komunitas
*      Spontan, terbuka, apa adanya, bijaksana, dan perhatian pada orang lain
*      Berdedikasi pada pekerjaan dan menikmati pekerjaan mereka
*      Mandiri dan berkeinginan untuk terus mengembangkan diri
*      Senantiasa bersyukur
*      Memiliki empati dan ikatan sosial yang kuat dengan orang lain, memiliki keinginan untuk membantu orang lain
*      Membedakan antara baik-buruk dan benar-salah sesuai dengan norma-norma dan etika yang berlaku
*      Humoris

2.      Gangguan Mental
a.      Psikosis dan Neurosis
Psikosis
Psikosis merupakan gangguan pengenalan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan penderitanya untuk menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut, seperti yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa).
Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti komplikasi antara waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di antaranya pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai realitas yang berat. Oleh karena itu, psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala/ terdapatnya gangguan fungsi mental, respon perasaan, daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
*      Mengalami disorganisasi proses pikiran
*      Gangguan emosional
*      Disorientasi waktu, ruang, dan person
*      Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
*      Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian
*      Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
*      Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih

Neurosis
Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143), neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dan lainnya.
Neurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut:
a)       Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
b)      Neurosis terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.
c)      Neurosis dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan.
d)      Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
e)      Penderita neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa.
Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan. Dengan demikian, pada setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258).

b.      Program pemberdayaan masyarakat
-         Pelayanan kesehatan primer menjadi ujung tombak upaya kesehatan pada masyarakat à Promosi, Prevensi, Kurasi.
-         Puskesmas menjadi media yang sangat efektif untuk memberdayakan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan jiwa atau mental.

c.       Skizofrenia
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Kalau pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan dan biasanya menganggap semua orang sebagai musuh.
Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.




Gejala-gejala skizofrenia, antara lain:
*      Gangguan isi pikiran, delusi: kepercayaan yang salah macamnya:
a)      Delusi referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu atau kejadian tertentu diacukan kepada dirinya.
b)      Delusi persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan mencelakan dirinya, keluarganya atau kelompoknya.
c)      Delusi grandeur : merasa dirinya penting.
d)      Delusi kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.
e)      Delusi menyalahkan diri.
f)        Delusi kontrol: merasa dirinya dikontrol oleh orang lain.
g)      Delusi nihilisme: merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.
h)      Delusi ketidaksetiaan: kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak setia.
i)        Delusi lain bahwa pikiran dapat disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh orang atau kekuatan luar.
j)        Delusi somatis : kepercayaan yang keliru mengenai kerja badan, percaya otaknya dimakan semut.
*      Gangguan gaya berpikir, berbahasa dan komunikasi:
a)      Proses kognitif tidak teratur dan tidak fungsional, sehingga tidak ada hubungan dan tidak logis.
b)      Pengekspresian ide, piker dan bahasa begitu terganggu hingga tidak dapat dimengerti.
*      Gangguan kognitif :
a)      Inkoherensi : bicara ngawur
b)      Tidak ada asosiasi
c)      Neologisme : membuat kata-kata baru atau pengrusakan kata-kata yang ada.
d)      Bloking : tidak dapat melanjutkan pembicaraan (beberapa detik – beberapa menit)
e)      Isi pembicaran yang sangat kurang.
f)        Apa yang dikatakan atau yang ditulis tidak berarti.
g)      Kadang mereka seperti bisu sampai berhari-hari.
h)      Gangguan persepsi: halusinasi.
i)        Halusinasi : persepsi palsu yang mencakup kelima panca indera.
j)        Bagi orangnya nampak nyata, terjadi secara spontan.
*      Gangguan afek (afek: keadaan emosi)
a)      Keadaan emosi yang berlawanan dengan rangsangnya.
*      Gangguan psikomotor
a)      Tingkah laku aneh
b)      Menunjukkan gangguan katatonik berupa:
ü  Stupor katatonik: keadaan tidak respponsif terhadap rangsang luar.
ü  Kekakuan katatonik: sikap badan yang kaku dan menolak usaha untuk dipindahkan.
ü  Excitement yang katatonik: gerakan badan yang tidak ada tujuannya dan diulang-ulang.

d.      Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia dewasa. Akan tetapi, klasifikasi retardasi mental lebih bergantung pada hasil penilaian IQ daripada kemampuan adaptif.
Klasifikasi di bawah ini merupakan klasifikasi berdasarkan hasil penilaian IQ, yaitu :
1. Retardasi Mental Ringan (mild) : bila nilai IQ berkisar 70-55/50
2. Retardasi mental sedang (moderate) : bila nilai IQ berkisar antara 55/50 – 40/35
3. Retardasi mental berat (severe) : bila nilai IQ berkisar antara 40/35 – 25/20
4. Retardasi mental sangat berat (Profound) : bila nilai IQ berada di bawah 25/20.
Faktor risiko terjadinya retardasi mental diantaranya :
*        Genetik : kelainan biologis yang memungkinkan terjadinya retardasi mental seperti sindroma Down, sindroma Fragile-X
*        Sosioekonomik : pendidikan orang tua yang rendah ditambah dengan buruknya nutrisi atau kemiskinan yang dapat berisiko menyebabkan retardasi mental.
*        Pengaruh lingkungan.
*        Kelainan Metabolik
*        Maternal substance abuse
*        Trauma atau penyakit (illness)
*        Idiopatik, kurang lebih 40%.
*        Infeksi maternal seperti infeksi Rubela, Cytomegalovirus, Sifilis genital
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Lama sebelum muncul tes formal untuk menilai kecerdasan, orang dengan retardasi mental dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri.
Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memperhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial seperti berpakaian, buang air, makan, kontrol diri, dan berinteraksi dengan kawan sebaya.
Manajemen terapi yang mungkin diberikan pada anak dengan retardasi mental diantaranya :
a)      Dokter anak memeriksa fisik anak secara lengkap dan mengobati kelainan/ penyakit yang mungkin ada. Adapun pencegahan yang mungkin dilakukan yaitu :
ü Preventif primer yaitu memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu (imunisasi), meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik, mengajarkan cara hidup sehat.
ü Preventif Sekunder yaitu mendeteksi penyakit sedini mungkin.
ü Diagnosis dini PKU (fenilketonuria) dan hipotiroid ditanggulangi (untuk mencegah kerusakan lebih lanjut).
ü Koreksi defek sensoris kemudian dilakukan stimulasi dini (stimulasi sensoris, speech therapist)
b)      Psikolog untuk menilai perkembangan mental terutama kognitif anak.
c)      Pekerja sosial untuk menilai situasi keluarga bila dianggap perlu.
d)      Setelah dilakukan penilaian, dirancang strategi terapi, mungkin perlu dilibatkan lebih banyak ahli. Misalnya ahli saraf anak bila menderita epilepsy, palsi serebral dll. psikiater bila anak tersebut menderita kelainan tingkah laku ; fisioterapis untuk merangsang perkembangan motorik dan sensorik ; ahli terapi bicara serta guru pendidikan luar biasa.


e.      Dementia
Penurunan memori dan fungsi kognitif dikenal sebagai demensia. Meskipun demensia biasanya terjadi pada orang tua, studi menunjukkan bahwa proses penuaan itu sendiri tidak terkait dengan gangguan kognitif.
Kondisi ini terutama dipicu oleh gangguan kesehatan tertentu yang mendasarinya. Gejala-gejala demensia bervariasi dari orang ke orang, ditentukan oleh area otak yang terkena gangguan tersebut.
Gejala Umum Demensia
*        Memori jangka pendek
Pada tahap awal demensia, seseorang akan kehilangan memori jangka pendek. Memori yang berlangsung selama beberapa menit dikenal sebagai memori jangka pendek. Otak selalu menggunakan memori jangka pendek untuk mengingat pengalaman.
Beberapa kenangan jangka pendek akan ditransfer ke memori jangka panjang. Seseorang yang mengalami kehilangan memori jangka pendek akan mengalami kesulitan mengingat kembali insiden terakhir.
Memori jangka pendek ini penting selama percakapan, ketika Anda melacak apa yang Anda dan orang lain katakan. Ketika seseorang kehilangan memori jangka pendek, ia akan lupa topik pembicaraan dan mengulangi kalimat atau pertanyaan.
*        Kesulitan Mengingat Kembali Kata
Sering kali ketika berbicara atau menulis, orang pada tahap awal demensia mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat-ingat kata. Ia akan mencoba untuk menjelaskan kata dengan bantuan sinonim atau mungkin mencoba untuk mendefinisikan kata. Dalam kebanyakan kasus, demensia vaskular berkembang dengan kesulitan verbal. Masalah bahasa bahkan dapat menjadi tanda awal penyakit Alzheimer.
*        Kelupaan
Lupa adalah tanda umum dari demensia. Pada tahap awal ini, seseorang mungkin sering melupakan nama. Pada tahap selanjutnya dari demensia, seseorang tidak dapat mengenali wajah atau mencocokkan nama dengan wajah. Dan mungkin lupa di mana ia meletakkan sesuatu.
Ketika seseorang menderita demensia, mengingat memori masa lalu adalah cukup sulit. Kesulitan untuk mengingat peristiwa yang terjadi pada masa lalu akan membuat mereka lupa janji.
*        Kesulitan dalam Melakukan Tugas Harian
Kegiatan sehari-hari seseorang memberikan petunjuk penting tentang kesehatan mental. Seseorang dengan demensia mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Ia akan berhenti melakukan pekerjaan rumah tangga biasa, dan akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas-tugas mudah.
Ketika kognitif dan fungsi sensorik otak terganggu, seseorang tidak dapat melakukan tugas-tugas kompleks seperti mengemudi dan mengelola keuangan.
*        Perubahan Kepribadian dan Perilaku
Perubahan kepribadian seseorang adalah tanda umum dari demensia. Pada tahap sedang atau berat, seseorang dapat menjadi agresif. Gangguan kognitif juga dapat membuat seseorang terlalu cemas hingga khawatir secara berlebihan.
*        Agresi, perubahan nafsu makan, disorientasi tempat dan waktu, perilaku obsesif, perilaku berulang, penggunaan bahasa yang tidak pantas, suasana hati buruk, kurang tidur, halusinasi dan kesulitan tidur adalah perubahan perilaku umum yang berkembang pada tahap lanjut demensia.

f.        Autisme
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
a)      interaksi sosial,
b)      komunikasi (bahasa dan bicara),
c)      perilaku-emosi,
d)      pola bermain,
e)      gangguan sensorik dan motorik
f)        perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
a)      Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
b)      Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
c)      Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
d)      Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
e)      Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di antaranya ada yang tidak 'berbicara' sedangkan beberapa lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga sering ditemukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia). Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari individu-individu penyandangnya.
Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspasa dan peduli terhadap gejala-gejala yang terlihat. 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut :
a)      Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
b)       Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
c)      Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
d)      Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
e)      Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu



Menurut DSM IV, gejala-gejalan autisme yaitu:
a)      Interaksi Sosial (minimal 2):
ü  Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
ü  Kesulitan bermain dengan teman sebaya
ü  Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/
ü  minat
ü  Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
b)      Komunikasi Sosial (minimal 1):
ü  Tidak/ terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
ü  Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
ü  Bahasa aneh & diulang-ulang /stereotip
ü  Cara bermain kurang variatif/ imajinatif, kurang imitasi sosial
c)       Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):
ü  Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
ü  Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
ü  Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda

g.      ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau yang biasa dikenal GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.
Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan. Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 %. Dimana dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan wanita.


Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan ADHD:
1)      Faktor lingkungan/ psikososial
a)        Konflik keluarga.
b)        Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c)        Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d)        Orangtua terkena kasus kriminal.
e)        Orangtua dengan gangguan jiwa (psikosis).
f)          Anak yang diasuh di penitipan anak.
g)        Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.
2)      Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.
3)      Gangguan otak dan metabolisme
a)      Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b)      Pengurangan volume serebrum.
c)      Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.
Faktor risiko yang meningkatkan terjadinya ADHD :
a)      Kurangnya deteksi dini
b)      Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok, serta stress psikogenik)
c)      Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan)
Gejala-gejala yang dicurigai ADHD:
1)      Gejala Klinis
Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat, gejala ADHD sudah dapat dilihat sejak usia bayi, gejala yang harus dicermati adalah sensitif terhadap suara dan cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur. Waktu tidur yang kurang sehingga bayi seringkali terbangun. Sulit makan ASI dan minum ASI. Tidak senang digendong, suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan. Keluhan yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak canggung, sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah, nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri dan gangguan tidur.
Untuk mempermudah diagnosis pada ADHD harus memiliki tiga gejala utama yang nampak pada perilaku seorang anak.
1)      Inatensi. Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian.
-         Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
-         Mainan, dll sering tertinggal.
-         Sering membuat kesalahan.
-         Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
2)       Hiperaktif. Perilaku yang tidak bisa diam.
-         Banyak bicara.
-         Tidak dapat tenang/ diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
-         Sering membuat gaduh suasana.
-         Selalu memegang apa yang dilihat.
-         Sulit untuk duduk diam.
-         Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.
-         Suka teriak-teriak
3)      Impulsive. Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/ melakukan sesuatu yang tidak sabar).
-         Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
-         Tidak sabaran.
-         Reaktif.
-         Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.
4)      Gejala-gejala Lain
-         Sikap menentang
-         Sering melanggar peraturan.
-         Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.
-         Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).
-         Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.
-         Cenderung emosional.
-         Sangat sensitif terhadap kritikan.
-         Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.
-         Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.
-         Hanya memiliki sedikit teman.
-         Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.
Terapi yang diberikan untuk pasien ADHD harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari Edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga penatalaksanaan dengan obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah
*      Terapi Obat-obatan. Terapi penunjang terhadap impuls-impuls hiperaktif dan tidak terkendali, biasanya digunakan antidepresan seperti Ritalin, Dexedrine, desoxyn, adderal, cylert,buspar, dan clonidine.
*      Terapi nutrisi dan diet. Keseimbangan diet karbohidrat protein
*      Terapi biomedis
*      Suplemen nutrisi, defisiensi mineral, dan gangguan asam amino
*      Terapi Psikologis keperilakuan. Terapi cognitive behaviour untuk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.

h.      Gangguan Pola Makan
Gangguan pola makan mencakup diantaranya anoreksia nervosa dan bulimia nervosa yang banyak terjadi di kalangan remaja, terutama remaja putri. Adalah hal yang wajar bila remaja memerhatikan penampilan fisik mereka. Namun, bila berlebihan maka bisa menjadi obsesif dan memengaruhi pola makan mereka.
Pada awalnya si penderita biasanya hanya mencoba menurunkan berat badan  atau ingin membentuk tubuh yang ideal, namun keinginan itu lama-kelamaan berubah menjadi obsesif dan di luar kendali.
Anoreksia Nervosa
Penderita anoreksia memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan ketidaksempurnaan bentuk tubuh mereka. Akibatnya, mereka mengurangi porsi dan frekuensi makan mereka secara ekstrim.


Tanda-tanda seseorang terkena anoreksia:
*        Menjadi sangat kurus dan lemah/ lesu karena kurang gizi
*        terobsesi dengan waktu makan, jumlah/porsi makanan, dan kontrol berat badan
*        menghindari makanan seperti susu, daging, nasi, gandum, dan lainnya yang dipandang dapat menaikkan berat badan
*        sangat sering mengukur beratnya sendiri
*        merasa kegemukan padahal tidak
*        berolah raga berlebihan
*        menarik diri dari kegiatan sosial, terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
*        terlihat depresi
*        pada kondisi yang parah, wanita penderita anoreksia bisa berhenti haid.
Bulimia Nervosa
Bulimia ditandai dengan kebiasaan makan banyak, lalu mencoba mengkompensasi secara ekstrim, seperti memaksakan diri muntah atau berolahraga dengan keras. Misalnya, penderita suka “berpesat pora” menyantap makanan kesukaannya, lalu besok paginya dia berangkat ke pusat kebugaran untuk berolahraga sampai lemas. Penderita bulimia mungkin mengalami fluktuasi berat badan, tapi jarang sampai kurus seperti penderita anoreksia. Mereka memiliki berat badan normal atau bahkan gemuk. Untuk dapat didiagnosis bulimia, seseorang harus makan banyak dan “membersihkan dirinya” secara teratur, minimal dua kali seminggu selama beberapa bulan.
Tanda-tanda seseorang terkena bulimia:
*        takut kegemukan
*        sangat senang dengan ukuran dan bentuk tubuh sendiri
*        membuat alasan untuk pergi ke kamar mandi setelah makan
*        mungkin hanya makan rendah kalori, berpuasa atau diet di luar saat “pesta pora”
*        berolah raga berlebihan
*        sering membeli obat pencahar atau diuretik
*        menarik diri dari kegiatan sosial, terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
Gangguan pola makan adalah masalah klinis serius yang membutuhkan perawatan profesional. Dalam jangka panjang, anoreksia nervosa dapat menyebabkan semua gangguan akibat kekurangan gizi. Bulimia nervosa paling sering dikaitkan dengan gangguan hidroeletrolitik yang timbul karena efek fisik dari muntah. Angka kematian akibat kedua penyakit itu tidak boleh diabaikan, sekitar 15%. Kematian terutama disebabkan oleh aritmia jantung, perdarahan gastrointestinal, dan bunuh diri (pada mereka yang juga mengalami depresi).
Pengobatan anoreksia dan bulimia terutama dilakukan dengan psikoterapi oleh psikolog, yang mungkin dibantu ahli endokrinologi atau dokter lain untuk mengontrol gangguan metabolisme yang terkait.
Binge eating disorder
Gangguan ini mirip dengan bulimia, hanya saja mereka tidak begitu ekstrim dengan memuntahkan makanan dan menggunakan obat pencahar.
Sebenarnya apa yang menyebabkan orang-orang ini mengalami gangguan pola makan. Tekanan sosial, pengaruh media, psikologis yang tidak mampu mengatasi perubahan bentuk tubuh adalah hal yang sangat mempengaruhi.
Padahal, mereka sangat sadar bahwa gangguan ini juga dapat mengakibatkan komplikasi penyakit pada tubuhnya seperti osteoporosis dan kelemahan otot karena kurangnya nurtisi. 20% penderita anorexia bahkan berakhir pada kematian.
Pada bulimia, muntah juga mengakibatkan denyut jantung yang tidak teratur, kerusakan fungsi ginjal, gangguan lambung, dan epilepsi. Untuk mengatasinya, mereka perlu mendapatkan bantuan psikoterapi yaitu terapi prilaku kognitif, dimana pasien didorong untuk mengubah cara mereka melihat diri mereka sendiri dan dunia.

i.        Obsesi Kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara lain:
*        Kleptomania: keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang ia curi.
*        Pyromania: keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.
*        Wanderlust: keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.
*        Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.
Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif
Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D., 2000 : 116-117).
*        Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
*        Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).
Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif
*        Psikoterapi suportif;
*        Penjelasan dan pendidikan (Psikoedukasi);
*        Terapi perilaku.

j.        Penyalahgunaan Obat-obatan (Narkoba)
Tanda – tanda fisik pengguna Narkoba, Umumnya dapat dilihat seperti di bawah ini :
ü  mata merah
ü  mulut kering
ü  bibir bewarna kecoklatan
ü  perilakunya tidak wajar
ü  bicaranya kacau
ü  daya ingatannya menurun
Efek Narkoba sendiri tergantung kepada :
ü  dosis pemakaian
ü  cara pemakaian,
ü  pemakaian sebelumnya dan
ü  harapan pengguna.
Adapun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat dilihat dari beberapa hal antara lain :
ü  anak menjadi pemurung dan penyendiri
ü  wajah anak pucat dan kuyu
ü  terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
ü  matanya berair dan tangannya gemetar
ü  nafasnya tersengal dan susuh tidur
ü  badannya lesu dan selalu gelisah
ü  anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orangtua
Ciri Umum Anak Pengguna Narkoba :
ü  Merokok pada usia remaja dini
ü  Cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamar
ü  Bergaul dengan teman hingga larut malam bahkan jarang pulang kerumah
ü  Sering bersenang-senang di pesta, diskotek maupun kumpul di mall
ü  Mudah tersinggung, egois, dan tidak mau diusik oleh orangtua atau keluarga
ü  Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas menyelesaikan tugas rutin di rumah
ü  Prestasi belajar menurun, sering bolos atau terlambat kesekolah
ü  Perilaku mulai menyimpang seperti kenakalan remaja, mencuri, pergaulan seks bebas dan berkelompok dengan teman yang suka mabuk-mabukan.

3.      Eustres dan Distres
a.      Sumber-sumber stres
Stres merupakan reaksi fisik atau ketegangan yang muncul secara otomatis ketika kita mengalami situasi yang menyebabkan stres (stressor), seperti situasi baru, situasi tidak menyenangkan, situasi yang menuntut, mengancam, atau berbahaya. Reaksi fisik atau ketegangan ini merupakan respon alamiah yang sudah terbentuk sejak manusia lahir sebagai cara untuk mempertahankan diri. Stressor dapat berupa situasi nyata atau situasi yang tidak nyata (hanya dalam khayalan). Berikut ini merupakan sumber-sumber stres yang biasana terjadi, yaitu:
*      Berasal dari luar diri
Di lingkungan sekitar, contohnya cuaca yang tidak bersahabat, lingkungan yang sesak, bising, kotor, polusi, keamanan tidak terjamin
Di lingkungan kerja, contohnya tempat kerja yang tidak nyaman, tuntutan pekerjaan, pekerjaan yang membosankan, beban pekerjaan yang terlalu banyak, konflik dengan atasan atau rekan, tidak ada penghargaan untuk prestasi, kompetisi yang tidak sehat
Di kehidupan pribadi, contohnya konflik dalam keluarga atau pasangan, perceraian, kematian, masalah keuangan, masalah pengasuhan anak

*      Berasal dari dalam diri  
Pola pikir  Orang yang sering berpikir negatif akan lebih mudah mengalami stres daripada individu yang berpikir positif
Harga diri Orang dengan harga diri rendah akan lebih rentan terhadap stres dibanding orang dengan harga diri tinggi. Orang dengan tingkat kepercayaan diri tinggi cenderung tidak mudah mengalami stres dibanding orang dengan tingkat kepercayaan diri rendah
Kedekatan dengan Tuhan Orang yang beriman akan cenderung menganggap bahwa segala persoalan hidup sebagai ujian yang harus diterima dengan ikhlas, sabar, dan tetap berikhtiar. Pasrah kepada Tuhan merupakan salah satu cara untuk menghindari stres.
b.      Pengaruh stres terhadap kehidupan
Stres dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, seperti fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh stres terhadap berbagai aspek tersebut, yaitu :
ü  Aspek fisik (jasmani)
Saat mengalami stres, biasanya organ-organ tubuh manusia bekerja lebih keras, khususnya organ-organ yang berada di bawah saraf simpatetik. Reaksi yang tampak antara lain pupil melebar, nafas menjadi lebih cepat, air liur berkurang, kadar gula darah meningkat, jantung berdetak lebih keras, perut mulas, dan keluarnya keringat. Bila situasi tetap tak terkendali dan stres menjadi sesuatu yang kronis maka dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti maag, diare, asma
ü  Aspek psikologis
Stres mempengaruhi pikiran dan perasaan sehingga menimbulkan berbagai efek, seperti bingung khawatir, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, konsentrasi menurun, tidak dapat berpikir jernih, tidak dapat mengambil keputusan, menurunkan harga diri dan kepercayaan diri, putus asa, bahkan mengonsumsi alkohol dan obat-obatan untuk melarikan diri.
ü  Aspek sosial
Stres dapat menyebabkan individu menarik diri dari lingkungan sosial atau tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial

ü  Aspek spiritual
Individu yang mengalami kegagalan sering merasa putus asa, mengeluh bahwa Tuhan tidak adil, tidak mampu mengambil hikmah dari cobaan, dan makin menjauhkan diri dari Tuhan.
c.       Mengelola dan mengurangi stres
Berikut ini merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, yaitu :
1.      Mengenal diri sendiri dengan cara menerima kelebihan dan kekurangan diri
2.      Olahraga
3.      Istirahat dan tidur cukup
4.      Merencanakan dan mengatur waktu serta kegiatan
5.      Makan makanan yang bergizi, perbanyak sayur dan buah, serta mengurangi gula dan lemak
6.      Melakukan sesuatu yang menyenangkan (hobi atau kegemaran) secara teratur
7.      Relaksasi
Selain cara-cara yang dapat digunakan untuk mengurangi stres, terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan untuk membantu mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.      Menyadari penyebab stres dan menemukan cara-cara untuk mengatasinya
2.      Membiasakan diri untuk berpikir positif
3.      Menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan
4.      Bicarakan masalah yang sedang dialami pada orang lain (curhat)
5.      Latihan pernafasan
6.      Pijat untuk mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah
7.      Rekreasi
8.      Melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial yang menyenangkan
9.      Jangan menuntut diri, orang lain, atau lingkungan untuk menjadi sempurna
10.  Mendekatkan diri pada Tuhan
d.      Pentingkah stres itu?
Setiap manusia pasti pernah mengalami stres karena situasi-situasi yang tidak menyenangkan, menuntut, atau mengancam pasti tidak akan lepas dari keseharian manusia. Stres dapat berfungsi positif sebagai tenaga penggerak agar individu dapat menampilkan performa optimalnya namun dapat juga berfungsi negatif saat stres membuat individu terpuruk dan berputus asa.
Hal terpenting yang dapat dilakukan saat menghadapi stressor adalah bagaimana cara kita menilai dan menyikapi stressor tersebut. Saat kita menilai situasi tersebut negatif maka kita akan rentan terkena stres. Sebaliknya saat kita menilai situasi tersebut positif maka stres tidak akan menghinggapi kita. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana cara kita mengelola stres yang menghinggapi. Memilih cara-cara mengelola stres yang sesuai dengan diri dapat membantu individu untuk mengendalikan stresnya, bukannya dikendalikan oleh stres.

4.      Kecemasan dan Depresi
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan. Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingan, dan sebagainya. Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu, dan sebagainya.
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara gejala tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
Berikut adalah ciri-ciri kecemasan:
*        Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
*        Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.


*        Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
*        Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stresor
*        Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
*        Gangguan tidur
*        Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
*        Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
*        Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
*        Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
Terapi untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu : 1) psikoterapi individual, 2) psikoterapi kelompok, 3) psikoterapi analitik, 4) sosioterapi, 5) terapi seni kreatif, 6) terapi kerja, 7) terapi perilaku, dan 8) farmakoterapi.
Kecemasan sangat terkait dengan kecenderungan seseorang mengalami depresi. Kecemasan yang bertahan dalam kurun waktu yang lama bisa menyebabkan depresi.
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan ciri-ciri: kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah:
a)      Gejala jasmaniah: senantiasa merasa lelah.
b)      Gejala psikologis: sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya, dan sebagainya.
Faktor penyebab neurosis depresif
Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk  “keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.
Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.

Terapi untuk penderita neurosis depresif
Untuk menyembukan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembang-kan teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
a)      Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang bersangkutan.
b)      Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
c)      Bahwa pemikiran negatif menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula penderita depresi mendapatkan farmakoterapi.



5.      Psikosomatis
Gangguan psikosomatis adalah gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik. Pendek kata, psikosomatik adalah penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran negatif dan/ atau masalah emosi. Masalah emosi itu antara lain rasa bersalah, merasa punya penyakit, stres, depresi, kecewa, kecemasan atau masalah emosi negatif lainnya. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Perlu diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang takut atau cemas dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, dan bernafas cepat. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Gejala-gejala:
Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang beragam. Namun umumnya penderita mengalami atau mengeluhkan beberapa gejala berikut:
ü  Mual
ü  Muntah
ü  Sendawa
ü  Dada terasa sakit
ü  sakit perut
ü  rasa pedih
ü  kulit gatal
ü  pusing
ü  nyeri saat berhubungan seksual, dan sebagainya
Pengobatan:
Ada dua macam pengobatan untuk gangguan psikosomatik, pengobatan fisik dan mental. Pengobatan fisik disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan, perawatan mental dapat dilakukan dengan hipnoterapi, obat, atau dengan bantuan psikolog.

6.      Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia bisa disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seseorang diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Potensi komplikasi pada Insomania

Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
a)         Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
b)        Bekerja pada malam hari.
c)         Sering berubah-ubah jam kerja.
d)        Penggunaan alkohol yang berlebihan.
e)         Efek samping obat (kadang-kadang).
f)          Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Tahap-tahap insomnia dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Ringan - Berlaku dalam waktu beberapa hari, fungsi harian hanya sedikit yang terganggu.
b)      Sederhana - Insomnia ini berkelanjutan kurang dari sebulan, mengganggu fungsi harian, disertai dengan rasa lelah dan emosi yang mudah tersinggung.
c)      Kronis - Masalah sukar tidur yang berlanjutan lebih sebulan, sekaligus menjejaskan fungsi harian. Individu akan merasa gelisah, mudah tersinggung, lelah dan bimbang.
Sulit tidur adalah gejala ketidaknyamanan yang banyak dialami saat ini di jaman modern, dan gejala sulit tidur yang terjadi terus menerus disebut dengan istilah Insomnia. Seseorang dikatakan mengalami insomnia bila ia sulit untuk memulai tidur malam, atau terjaga di tengah malam dan sulit untuk kembali tertidur. Berdasarkan tingkat keparahannya, insomnia terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: insomnia ringan (terjadi kurang dari 1 minggu), insomnia normal (terjadi lebih dari 1 minggu), insomnia akut (lebih dari 1 minggu, tapi kurang dari satu bulan), dan insomnia kronis (lebih dari 1 bulan).
Ada beberapa penyebab insomnia, diantaranya:
a)        Ketidaknyaman fisik : kondisi tulang punggung yang tidak simetris, terjepit saraf, sesak napas, sakit punggung dan pinggang, nyeri pinggul, efek penggunaan obat, dan lainnya.
b)        Perubahan jam tidur akibat gaya hidup : sering begadang, mengganti jadwal tidur (terjaga di malam hari, tidur di siang hari ), makan terlalu malam, mengkonsumsi zat stimulan di malam hari (misalnya kopi dan teh).
c)        Beban pikiran/ stres.
Istirahat yang cukup akan memberikan waktu pada tubuh untuk memperbaharui energinya secara menyeluruh sehingga tubuh kembali siap beraktivitas di hari berikutnya. Kurang waktu istirahat akibat Insomnia dapat menyebabkan beberapa kerugian dalam kesehatan, diantaranya: meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, mudah cemas dan depresi, dan menurunkan kekebalan tubuh sehingga membuatnya rentan dihinggapi virus-virus penyakit. Oleh sebab itu, disarankan untuk tidur kurang lebih 1/3 waktu dari satu hari, yakni sekitar 6 – 8 jam per hari untuk kesehatan yang lebih baik.
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan terapi psikologis untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi atau melalui terapi psikologis. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Beberapa tips yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan dasar insomnia, yaitu:
a)      Istirahat yang cukup. Upayakan saat istirahat badan dan psikis kita benar-benar merasa nyaman.
b)      Tidur pada waktu yang sama pada setiap hari.
c)      Hindari tidur pada waktu tengah hari.
d)      Melakukan senam dengan rutin. Selain itu, olahraga bisa membantu menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh kita.
e)      Hindari minuman yang merangsangkan otak seperti kopi atau teh pada lewat petang atau malam
f)        Hindari merokok
g)      Belajar mengelola dan menangani stres



7.      Manajemen Kesehatan Jiwa
a.      Manajemen Emosi
Pernahkah merasa emosi Anda naik turun seperti roller coaster? Hidup memang bisa membuat emosi berubah-ubah. Jika anda tidak bisa mengatasi emosi itu, andalah yang akan menjadi korban emosi anda sendiri. Hal-hal positif dan negatif memang datang silih bergantian dalam hidup. Jika anda merasa emosi anda kurang stabil saat ini, cobalah 5 strategi mengontrol emosi berikut:
-         Biarkan Keluar
Mengeluarkan emosi terkadang harus dilakukan. ‘Membotolkan’ perasaan sedih atau marah dapat menguras energi dan mengganggu pikiran Anda. Memendam emosi yang tidak baik dapat merusak diri sendiri dan hubungan dengan kekasih, teman atau keluarga. Biarkan orang lain tahu ketika sesuatu mengganggu pikiran anda. Jika Anda termasuk orang yang sulit mencurahkan perasaan melalui kata-kata, cobalah menuangkannya dalam sebuah buku harian. Dengan begitu, anda akan merasa lega karena ruang di hati anda sudah tidak disesaki lagi dengan emosi yang mengganjal.
-         Berhitung Hingga Sepuluh
Kekuatan emosi sangatlah besar dan dapat muncul kapan saja dan dimana saja. Di tempat kerja, pusat perbelanjaan, ketika bersama teman atau ketika makan malam bersama kekasih. Ketika anda sedang merasa dalam situasi yang penuh gejolak emosi, cobalah berhitung hingga sepuluh sebelum anda mengatakan sesuatu. Hal ini memungkinkan Anda untuk lebih tenang, mengatasi situasi dan berpikir tentang efek positif dan negatif yang akan terjadi jika anda bereaksi atau berkomentar lebih lanjut.
-         Bagi Tugas Dalam Porsi Kecil
Terkadang emosi datang karena beban atau tugas yang anda kerjakan terlalu berat. Jika hal itu pemicunya, cobalah membagi pekerjaan itu dalam porsi kecil. Hilangkan pikiran bahwa anda mempunyai setumpuk pekerjaan yang tidak mungkin anda selesaikan dengan cepat. Buatlah ‘segunung’ pekerjaan itu menjadi beberapa ‘gunung’ kecil, dan cobalah membuat target untuk setiap ‘gunung’ itu. Meminta pertolongan seseorang juga tidak ada salahnya. Jangan hanya karena ingin dianggap mandiri dan pekerja keras, anda banting tulang sendirian. Jika memang kemampuan anda terbatas, berbagilah kelemahan adalah cara efektif mencegah depresi.
-         Bicara Pada Diri Sendiri
Emosi tidak bisa ditebak, satu menit anda merasa baik-baik saja, setelahnya anda tiba-tiba lesu dan tidak bersemangat. Beberapa hal mungkin tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, anda pun merasa dunia seakan-akan gelap. Sebelum masuk terlalu jauh dalam kegelapan itu, bicaralah pada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat Anda pelajari dari situasi tersebut dan bagaimana anda dapat membuat hal itu menjadi tantangan untuk lebih maju lagi ke depannya.
-         Penuhilah Kebutuhan Dasar
Pernahkah anda merasa terkadang emosi tidak adil? Mereka tiba-tiba datang begitu saja ketika anda sedang sibuk-sibuknya atau memegang sebuah tanggung jawab. Tapi itulah emosi, tidak bisa disangka-sangka datangnya. Untuk itu, pastikan anda memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup serta jangan lupa berolahraga. Jika anda sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu, anda pun bisa merasa lebih tenang dan tidak mudah terbawa emosi karena tubuh kita adalah satu kesatuan antara fisik dan emosi. Jika kebutuhan fisik terpenuhi, emosi pun bisa diatasi.
b.      Manajemen Stres
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengelola stres. Berikut ini adalah 7 langkah sederhana yang bisa dilakukan:
-         Tuliskan semua yang anda rasakan dan pikirkan. Dengan menuliskan semua apa yang anda rasakan dan pikirkan membuat anda bisa melihat “gambar besarnya” dan membuat anda bisa melihat dengan lebih objektif. Dengan menuliskan hal tersebut maka pola pikir negatif bisa mudah dikenali.
-         Identifikasi kejadian yang membuat anda terganggu (upset). Apa yang benar-benar membuat anda tidak suka?. Identifikasi semua emosi yang negatif. Misalnya kejadiannya adalah motor mogok, maka identifikasi semua emosi negatif ketika motor anda mogok tidak mau jalan, seperti: kesal karena motor tidak mau jalan, frustasi karena baju baru terkena oli, merasa bersalah karena menunda-nunda tidak membawa motor ke bengkel. Semua emosi negatif tersebut diidentifikasi dan ditulis.
-         Identifikasi semua pikiran negatif yang mengikuti emosi negatif. Misalnya: saya kesal karena motor mogok membuat saya terlambat datang ke pertunjukan drama dimana anak saya ikut pentas. Pasti dia berpikir bahwa saya bukan ayah yang baik. Saya frustasi karena baju saya kotor, saya jadi kelihatan tidak rapih, saya memang berantakan.
-         Identifikasi distorsi pemikiran yang terjadi dan ganti dengan yang benar. Misalnya, soal motor mogok: saya orang yang suka MENUNDA pekerjaan, tapi akhir-akhir ini memang pekerjaan kantor sedang banyak sekali. Soal pakaian kotor, kita bisa bereaksi dengan:” Saya bukan orang yang jorok dan tidak rapih, saya biasanya rapih. Baju kena oli membuat saya kesal karena baju saya biasanya rapih dan bersih.
Pertimbangkan kembali “emosi” anda. Dengan mengubah reaksi anda terhadap suatu kejadian, anda bisa terhindar dari gangguan jiwa atau emosi yang tidak sehat.   Mungkin anda masih merasa kesal karena mobil mogok, namun hal tersebut didasarkan pada realita, bukan berdasar atas hasil pemikiran yang sudah terdistorsi.
Buat rencana “perbaikan”. Misalnya, segera selesai nonton pertunjukan anak, saya akan bawa mobil ke bengkel.
Teknik sederhana ini bisa diterapkan untuk mengelola stres. Dengan pendekatan yang sama, kita bisa menghilangkan pola pikir yang terdistorsi.
c.       Manajemen kesehatan jiwa
Untuk menjadi pribadi yang sehat fisik dan jiwa adalah penting agar semua aktivitas yang direncanakan dapat berjalan lancar. Untuk itu, diperlukan manajemen kesehatan diantaranya kesehatan jiwa. Berikut adalah beberapa upaya dasar yang dapat kita lakukan sebagai bentuk manajemen kesehatan jiwa:
1)      Berolah raga. Penelitian menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan mengobati depresi daripada obat-obatan.
2)      Ekspresikan cinta. Memberi dan mendapatkan cinta kasih membuat hidup kita bahagia. Mencurahkan cinta kasih kepada keluarga, kerabat dan orang lain adalah kunci kebahagiaan rohani. Membantu orang lain membuat hidup kita lebih bermakna dan kehadiran kita diharapkan.
3)      Kurangi Menonton Televisi, Film dan Video/ Online Game. Menonton televisi, film atau bermain game berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Kekerasan dalam tayangan berita, film laga, dan game dapat mengurangi keseimbangan emosional, membuat depresi dan mempengaruhi respon emosi kita. Setelah melihat begitu banyak kekerasan, kita bisa tidak lagi mengenalinya sebagai kekerasan. Kilasan iklan televisi juga dapat menyebabkan indera dan otak kita overload dan kelelahan. Banyak film yang menghibur, tetapi ada juga yang membangkitkan emosi negatif bagi sebagian orang. Bagi orang yang sensitif atau pernah mengalami semacam trauma dalam hidupnya, mengurangi waktu dan intensitas menonton tayangan yang memicu emosinya akan membantu menjaga keseimbangan jiwa.
4)      Fokuslah pada hal-hal positif. Cobalah membaca berita, daripada menonton berita televisi. Membaca lebih berpengaruh lembut pada pikiran dan kita bisa lebih selektif. Cobalah menghindari tayangan kekerasan atau sensasional, pilihlah hanya program-program televisi dan film yang positif.
5)      Mengapresiasi dan membuat karya seni. Menikmati seni lukis, seni fotografi, seni musik, seni tari dan bentuk-bentuk kesenian lainnya bisa menjadi stabilisator mood alami dan bermanfaat menyegarkan pikiran. Menghasilkan karya seni yang dapat dinikmati orang juga membantu seseorang untuk membangun harga diri, sesuatu yang penting bagi kesehatan mentalnya.
6)      Cobalah mendengarkan musik yang lembut. Banyak musik hingar bingar yang justru dapat mengakibatkan kelebihan beban mental. Banyak pula jenis musik yang dapat mendatangkan perasaan tertekan atau hampa. Musik yang lembut dan merdu dapat menyeimbangkan proses kimiawi di otak kita.
7)      Beribadah. Melaksanakan ibadah dan berdoa secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita, yang merupakan komponen vital dalam kesejahteraan jiwa. Mengabaikan kebutuhan spiritual membuat jiwa kita gelisah dan tidak tenang. Berdoa merupakan sarana yang efektif dalam mencegah dan memerangi masalah-masalah kesehatan mental.
8)      Rekreasi di luar rumah. Cobalah untuk menjauhi rutinitas dengan menghabiskan waktu di alam. “Terapi hijau” bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menemukan kedamaian batin, dan menenangkan pikiran kita, menemukan pencerahan dan membebaskan dari pikiran negatif.
9)      Hindari mengisolasi diri. Menjadi bagian dari komunitas yang saling memberikan dukungan dan bertemu secara teratur dapat sangat membantu kita melewati krisis dan tetap positif.
10)  Menjaga keseimbangan diet makanan. Diet dapat memperburuk gejala berbagai penyakit termasuk autisme, skizofrenia, depresi, kecemasan dan serangan panik. Makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan mental yang baik adalah buah dan sayuran dan makanan yang mengandung asam lemak esensial, seperti ikan belida, tongkol, labu dan kacang-kacangan. Susu dan coklat juga dipercaya menimbulkan efek menenangkan pikiran.
11)  Hindari pornografi. Rangsangan seksual pornografi dapat berkontribusi pada tumbuhnya kekosongan emosional yang dapat menyebabkan depresi, gangguan bipolar serta kesehatan mental lainnya. Hanya hubungan seksual dengan pasangan yang sah dan saling mengasihilah yang dapat mengisi kebutuhan fisik dan emosional kita.
12)  Lakukan kegiatan yang membangun rasa percaya diri. Belajar memainkan alat musik seperti piano atau biola, menguasai keterampilan bela diri, mendapatkan hadiah lomba, dll sangat membantu  anak-anak membangun rasa percaya diri.
13)  Bila Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental, penting sekali untuk selalu menjaga sikap positif dan tidak menyerah. Jangan mencaci-maki atau mengolok-olok yang membuatnya merasa rendah diri dan mengekalkan perasaan membenci diri sendiri. Hal ini juga berlaku bagi mereka dengan kecenderungan gangguan pola makan. Tunjukkan cinta dan pengertian kepada mereka.
14)  Jaga pikiran selalu aktif dengan membaca. Membaca bisa menjadi kegiatan penguatan mental, terutama jika kita fokus pada bacaan yang positif. Berlangganan beberapa majalah atau membeli buku-buku biografi yang mendidik bermanfaat bagi kesehatan mental Anda.
15)  Jadilah pribadi yang lebih terorganisir. Hindari menunda-nunda pekerjaan, dan bersihkan dan tatalah harta benda Anda. Singkirkan kekacauan. Buang barang-barang yang tidak terpakai, selesaikan atau delegasikan pekerjaan yang menggantung, dan bila perlu, mintalah bantuan orang lain untuk menyelesaikan PR Anda.

d.      Relaksasi dan afirmasi
Teknik relaksasi dapat mengurangi gejala stres dan membantu seseorang untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik, terutama jika memiliki penyakit tertentu. Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan mudah untuk membantu mengatasi stres sehari-hari.
Baik itu karena stres yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan seperti kanker dan nyeri maupun pekerjaan. Dengan mempelajari teknik relaksasi dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari untuk membantu mengelola stres.
Menerapkan teknik-teknik relaksasi dalam kehidupan sehari-hari dapat mengurangi gejala stres dengan mekanisme, antara lain:
1)      Memperlambat detak jantung
2)      Menurunkan tekanan darah
3)      Memperlambat laju pernapasan
4)      Meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama
5)      Mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis
6)      Meningkatkan konsentrasi
7)      Mengurangi kemarahan dan frustrasi
8)      Meningkatkan kepercayaan diri untuk menangani masalah
Untuk mendapatkan manfaat positif yang paing efektif adalah dengan menggunakan teknik relaksasi bersama dengan kegiatan positif lain, seperti berolahraga, cukup tidur, dan memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga dan teman-teman yang mendukung.
Ada beberapa jenis utama teknik relaksasi yang mudah dilakukan sehari-hari, antara lain:
1)      Autogenic relaxation
Relaksasi jenis ini dilakukan dengan menggunakan kedua bayangan visual dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres. Seseorang dapat mengulangi kata-kata atau saran dalam pikiran untuk merilekskan dan mengurangi ketegangan otot.
2)      Progressive muscle relaxation
Teknik relaksasi ini dilakukan dengan cara fokus pada kontraksi dan relaksasi pada otot-otot tubuh. Latihan ini membantu seseorang untuk fokus pada perbedaan antara ketegangan dan relaksasi otot.
Salah satu metode relaksasi otot progresif adalah dengan menegangkan dan mengendurkan otot-otot jari-jari kaki dan secara progresif bekerja hingga leher dan kepala. Teknik ini juga dapat dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari kaki.


3)      Visualisasi
Dalam teknik relaksasi, dapat dilakukan dengan membentuk citra mental untuk mengambil sebuah perjalanan visual untuk situasi dan kondisi yang damai. Selama visualisasi, cobalah untuk menggunakan indera sebanyak mungkin.
Relaksasi Pernapasan
Relaksasi adalah suatu cara untuk menenangkan fisik, pikiran dan jiwa dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Dengan Teknik Relaksasi Pernafasan ini, kita bisa memakai beberapa postur tubuh untuk memudahkan kita sampai pada posisi rileks yang dikehendaki; sekaligus dengan postur tubuh tersebut, kita akan mendapatkan stimuli yang dibutuhkan syaraf-syaraf tertentu. Teknik Relaksasi ini sebenarnya juga bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan energi dari otak kanan, yaitu bagian otak yang mengurusi masalah emosi dan imajinasi manusia. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan relaksasi pernapasan:
*      Langkah Pertama:
Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan menutup dan menempel di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah duduk tegak dan memejamkan mata dengan perlahan, mulailah dengan mengendurkan seluruh otot tubuh Anda. Mulai dari otot leher dan bahu, lemaskan secara perlahan-lahan. Setelah itu, cobalah ke bagian tubuh lain yang masih tegang.
Mulailah mengeksplorasi setiap bagian tubuh dengan visualisasi pikiran, dari ujung jari kaki naik perlahan ke atas sampai ke ubun-ubun kepala. Mata Anda tetap terpejam dengan rileks.
Setelah seluruh tubuh terasa kendur, lemas dan nyaman; nikmatilah posisi tersebut beberapa saat dan tenangkan nafas, lambatkan ritmenya tanpa ada penahanan sama sekali. Usahakan seluruh tubuh Anda merasa nyaman.
*      Langkah Kedua:
Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan membuka, punggung tangan menempel di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Posisi seperti yang Anda lakukan di Langkah Pertama, tetapi posisi telapak tangan membuka ke atas dengan punggung tangan menempel di paha.
Rasakan saja dengan seluruh bagian tubuh Anda; suasana, situasi ataupun kondisi ruangan tempat Anda sedang berlatih. Setelah seluruh tubuh Anda merasa nyaman, arahkan perhatian ke pusat telapak tangan yang terbuka. Rasakan sensasi atau getaran atau apapun itu, yang terjadi di telapak tangan.
*      Langkah Ketiga:
Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, kedua tangan di samping tubuh.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah posisi berdiri Anda terasa enak dan nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua belah tangan, mulai dari bahu perlahan turun ke lengan atas, siku sampai lengan bawah dan akhirnya telapak tangan. Arahkan perhatian pada pusat telapak tangan.
Setelah beberapa saat mungkin Anda akan merasakan suatu sensasi di telapak tangan atau getaran di lengan dan bahu. Ikuti saja bila getaran atau tenaga tersebut akhirnya mengangkat lengan naik perlahan, kemudian turun lagi. Ikuti terus getaran atau sensasi lainnya yang mengangkat lengan Anda tanpa tenaga otot itu. Terangkat dengan sendirinya, bukan atas kemauan Anda.
Bila Anda tergolong orang yang kurang peka sehingga tidak merasakan apa-apa, tenang dan rileks saja terus. Hal ini tidak berarti Anda gagal atau tidak mendapatkan manfaat dari latihan ini. Latihan ini bukan sekedar fisik, tetapi juga olah pikiran dan jiwa.
*      Langkah Ke empat:
Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, telapak tangan saling berhadapan di depan dada tetapi tidak bersentuhan (ada jarak).
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah posisi Anda nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua tangan, mulai bahu perlahan turun ke lengan, siku sampai lengan bawah & kemudian telapak tangan. Arahkan perhatian Anda pada pusat telapak tangan.
Setelah beberapa saat mungkin Anda akan merasakan sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan. Bila sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan terasa menggerakkan tangan anda, ikuti saja gerakannya, jangan dilawan. Ikutilah terus gerakan tangan anda tanpa tenaga otot tersebut.
Kalau Anda mau melatih Teknik Relaksasi Pernafasan seperti uraian di atas ini, maka Anda akan merasakan bertambahnya energi dalam diri Anda semakin hari menjadi semakin besar dan kuat. Sehingga dengan demikian, kehidupan sehari-hari Anda akan selalu diwarnai kegembiraan, dan kesehatan yang prima.
Relaksasi Tempat Kedamaian
Pertama, ambillah posisi yang nyaman — sebaiknya Anda duduk di kursi dengan telapak kaki rata dengan lantai — dan tangan bisa Anda letakkan di atas paha. Sekarang ... tarik napas yang dalam .... dan keluarkan semuanya ......... dan tarik napas lagi yang dalam, rasakan seluruh napas Anda masuk ke dalam perut dan sekarang sambil mengeluarkan napas lepaskan semua ketegangan dan kekhawatiran Anda. Lepaskanlah semuanya. Dan sekarang, perlahan-lahan tarik kembali napas Anda dan ... perlahan-lahan pejamkan ... mata ... Anda ... dan sambil mendengarkan musik dan suara saya, ikutilah petunjuk yang saya sampaikan dengan musik sebagai latar belakangnya, dan dengan kesadanan penuh Anda tahu bahwa Andalah yang mengendalikan keadaan Anda saat ini.... Sekarang, di dalam pikiran Anda ... cari dan temukanlah kembali ... sebuah tempat yang nyaman ... sebuah tempat yang tenang yang pernah Anda kunjungi sebelumnya ... dan di sana Anda pernah mengalami ... suatu ketenangan atau suasana yang benar-benar nyaman ... sekarang di dalam pikiran Anda gambarkanlah kembali suasana itu ... gunakanlah kelima indra Anda ... pertama-tama... bayangkanlah kembali semua yang bisa Anda lihat di sekitar Anda apakah Anda berada di alam terbuka? apakah ada rerumputan yang menghijau?... apakah ada beragam bunga-bungaan?...
apakah Anda melihat sungai yang mengalir atau mungkin rimbunnya hutan?... apakah Anda berada di puncak gunung?... apakah ada embun atau hujan? ... atau apakah Anda berada di dalam sebuah rumah? atau sebuah tempat yang istimewa
lainnya?.. lihatlah apa yang ada di sekitar Anda ... dan sekarang ingat dan dengarkanlah kembali suara-suara yang ada di sana ... apakah Anda mendengar suara angin? ... atau deru ombak? ... atau gemercik air? ... apakah ada seseorang yang mengatakan sesuatu kepada Anda? ……. dan sekarang Anda mulai dapat merasakan tempat itu lebih nyata lagi ... Anda bisa menyentuhnya ... dan menghirup segarnya udara di sana .. dan merasakan perasaan di hati Anda ... tentang semua yang ada di sekeliling Anda ... di tempat yang nyaman itu.
Sekarang, Anda sedang memandang ke sekitar Anda ... dan di dalam diri Anda ada suatu perasaan bahwa Anda terbawa, tertarik ke arah suatu jalan yang ajaib ... sebuah jalan yang tiba-tiba saja terbentang di hadapan Anda ... dan menuju jauh ke depan ... kemanakah jalan itu menuju? ... rasakan dan perhatikanlah ... apakah jalan itu menuju ke atas?... apakah menuju ke puncak gunung? ... apakah jalan itu membelah samudra? atau menuju luar angkasa? ....
apakah jalan itu menuju ke taman bunga? ... atau menuju ke hutan? ... dan karena Anda merasa dibawa berjalan atau terbang di atas jalan itu ... Anda memilih untuk terus pergi mengikutinya ... sebab Anda yakin bahwa apa pun yang ada di sana ... akan ada sesuatu yang begitu indah ... begitu luar biasa ... menantikan Anda di ujung jalan ini .... karena di sanalah letaknya sebuah Tempat Kedamaian Anda ... di mana Anda sendirilah perancangnya ... Anda sendirilah yang membangun tempat itu ... dan Anda adalah satu-satunya pemilik Tempat Kedamaian itu ... di mana saat Anda datang ke Tempat Kedamaian itu ... Anda merasa tenang, rileks ... dan semua stres Anda hilang seketika.
Nah, sekarang Anda sedang membangun Tempat Kedamaian itu ... terbuat dari apakah ... lantainya?... apakah lantai berupa rerumputan? ... atau kayu?... atau terbuat dan awan atau lantainya terapung di udara?... atau terbuat dari apa pun bahan yang Anda pilih ... tentukanlah sendiri dan buatlah sekarang juga ... dan
sekarang Anda sedang membangun dindingnya ... dengan cara yang sama .... pilihlah bahan-bahannya ... apakah tempat itu ada dindingnya? ... atau mungkin berupa alam terbuka? ... apa pun itu pilihan bahannya bangunlah dindingnya ... dan sekarang Anda sedang membangun atapnya dengan cara yang sama ... apakah
tempat itu mempunyai atap?... atau bintang-bintang yang menjadi atapnya?... Atau atapnya berupa rindangnya pepohonan?... atau kaca?.. marmer? atau kayu?... apa pun itu teruskanlah bangunan Anda.... dan sekarang di dalam Tempat Kedamaian Anda, Anda sedang memandang keluar ... mungkin Anda perlu membuat jendela ... buatlah kalau memang Anda memerlukannya….. dan begitu Anda memandang keluar ... lihatlah semua pemandangan indah ... yang bisa Anda lihat atau yang memang Anda ingin melihatnya ... dari Tempat Kedamaian Anda ... jadikan sebagai tempat yang Anda inginkan, buatlah sendiri, di sekitar Anda.
Sekarang, di dalam ... Tempat Kedamaian Anda ... Anda mengatur dan menaruh semua perlengkapan rumah yang Anda sukai.. apakah yang Anda pilih? Apakah ada sofa favorit Anda, lukisan kesayangan Anda? Atau mungkin ada sesuatu yang sangat spesial untuk Anda? Apa pun yang pilih bawalah masuk, hiasilah Tempat Kedamaian Anda di hati Anda. Dan sekarang, di dalam Tempat Kedamaian Anda, Anda sedang menaruh sebuah kursi ... apakah Anda duduk di kursi yang istimewa. Sebuah kursi empuk dengan bahan yang halus lembut yang dapat memeluk tubuh Anda ketika Anda duduk di atas, atau Anda lebih suka duduk di bawah, atau di lantai. Dimanapun Anda duduk kursi ajaib ini, membawa begitu banyak keistimewaan untuk Anda. Setiap kali Anda duduk Anda langsung merasa rileks ... dan semua stres Anda hilang seketika...... dan Anda bisa melakukan apa punyang inginkan ... pada saat Anda duduk di kursi ini..
Nah Sekarang berdirilah, dan berjalanlah keluar meninggalkan rnelalui pintu masuk dari Tempat Kedamaian ini Anda…. Dan sekarang, sambil berjalan keluar, Anda menoleh ke belakang, dan merasa yakin bahwa Anda mengetahui bagaimana caranya masuk kembali ke sana.
Sekarang Anda kembali berjalan ke bawah melalui jalan ajaib menuju ke tempat semula dimana Anda memulai perjalanan tadi, yaitu suatu tempat yang nyaman, tempat favorit yang tadi Anda pilih sendiri... dan Anda segera bisa mengenali tempat ini kembali ... di tempat ini, apa saja yang ada di sekitar Anda ... apa sajakah yang bisa Anda lihat, dengar dan Anda rasakan ...? Dan sekarang, dan tempat yang nyaman itu, Anda akan kembali ke tempat Anda berada di ruang ini pada saat ini: pada hitungan ke-5, Anda akan membuka mata Anda. Dan pada saat Anda membuka mata, Anda akan merasa rileks, sehat dan segar, dan ... Anda akan mengetahui bahwa Anda akan bisa kembali ke Tempat Kedamaian Anda setiap saat, di mana sewaktu Anda kembali ke sana, Anda akan merasa rileks dan semua stres Anda akan hilang seketika .... Nah, sekarang pada hitungan SATU, Anda mulai merasakan darah Anda mengalir di jari-jari tangan dan kaki Anda .. pada hitungan DUA, Anda mulai menggerakkan jari-jari tangan dan kaki Anda sedikit demi sedikit, dan TIGA Anda mulai bergerak meregangkan tubuh Anda .... dan EMPAT Anda memutar-mutan leher Anda ... dan LIMA, sekarang Anda
membuka mata Anda, Anda sangat sadar, sehat dan merasa sangat segar, dan yakin bahwa Anda bisa kembali ke Tempat Kedamaian Anda setiap saat.

8.      Komunikasi Terapiutik
a.      Apa itu komunikasi terapiutik?
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).
Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:
a)      Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan;
b)      Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya;
c)      Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara tenaga profesional dan pasien. Tenaga profesional berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Prinsip-prinsip komunikasi terapikutik adalah:
a)      Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
b)      Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
c)      Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik
d)      Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
e)      Kerahasiaan klien harus dijaga
f)        Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
g)      Implementasi intervensi berdasarkan teori
h)      Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
i)        Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
j)        Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
b.      Manfaat komunikasi terapiutik
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara tenaga profesional dan pasien melalui hubungan tenaga profesional dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
Adapun tujuan komunikasi terapeutik (Indrawati, 2003 48) yaitu membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal, dan publik.
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan objek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

c.       Teknik-teknik komunikasi terapiutik
1)      Jelas dan ringkas
2)      Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil keniungkinan teijadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
3)      Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami.
4)      Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.
5)      Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
6)      Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami). Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
7)      Arti denotatif dan konotatif. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan seseorang harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
8)      Selaan dan kesempatan berbicara. Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata.
9)      Waktu dan Relevansi. Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
10)  Humor. Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan seseorang dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) dalam Purba (2006) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

0 komentar:

Posting Komentar

jadwal-sholat