1. Kesehatan Fisik dan Kesehatan Jiwa
a.
Makna
sehat fisik dan jiwa
Definisi
Sehat menurut WHO adalah tercapainya suatu keadaan sempurna, tidak hanya
jasmani dan rohani, tapi juga sosial. Sehat menurut UU No. 23 tahun1992 adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang
produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan
pokok manusia yang sifatnya mutlak dan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan akan kualitas sumber daya manusia. Derajat kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor dan diantaranya adalah lingkungan, perilaku, dan keturunan.
Hidup sehat berarti tercapainya suatu keadaan sempurna baik secara jiwa dan
raga. Terdapat dua bentuk sehat yang sering disebut, yaitu sehat fisik dan
jiwa.
Sehat
fisik berarti seluruh organ fisik berfungsi dengan baik
Sehat
jiwa ditandai dengan kemampuan untuk menerima diri apa
adanya, mampu mengontrol pikiran dan imajinasi, mampu menyelaraskan antara
pikiran dan perilaku, mampu menyatukan berbagai keinginan yang mncul dan
mengatasi permasalahan, memiliki rasa aman, merasa dicintai, dan memiliki emosi
yang stabil
b.
Ciri-ciri
orang yang sehat jiwa
Seseorang dengan jiwa
yang sehat adalah orang yang mampu :
Berpikir jernih
Dapat memecahkan berbagai masalah
kehidupan
Dapat menikmati hubungan dengan
keluarga, teman, kerabat, dan rekan kerja
Dapat merasakan kebahagiaan spiritual
Membawa kebahagiaan bagi orang lain
dalam suatu komunitas
Spontan, terbuka, apa adanya, bijaksana,
dan perhatian pada orang lain
Berdedikasi pada pekerjaan dan menikmati
pekerjaan mereka
Mandiri dan berkeinginan untuk terus
mengembangkan diri
Senantiasa bersyukur
Memiliki empati dan ikatan sosial yang
kuat dengan orang lain, memiliki keinginan untuk membantu orang lain
Membedakan antara baik-buruk dan
benar-salah sesuai dengan norma-norma dan etika yang berlaku
Humoris
2. Gangguan Mental
a.
Psikosis
dan Neurosis
Psikosis
Psikosis
merupakan gangguan pengenalan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan
penderitanya untuk menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat
realita baru versi orang psikosis tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala
atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala
tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut, seperti yang
tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical Classification
of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ-III (Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa).
Arti
psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti komplikasi
antara waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di
antaranya pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai
realitas yang berat. Oleh karena itu, psikosis dapat pula diartikan sebagai
suatu kumpulan gejala/ terdapatnya gangguan fungsi mental, respon perasaan,
daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan antara individu dengan
lingkungannya.
Psikosis
adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak
lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri
sebagai berikut:
Mengalami disorganisasi proses pikiran
Gangguan emosional
Disorientasi waktu, ruang, dan person
Terkadang disertai juga dengan
halusinasi dan delusi
Psikosis
bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
Schizophrenia, penyakit jiwa yang
ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian
Paranoia, gila kebesaran atau merasa
lebih dari segalanya
Maniac
depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang
mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih
Neurosis
Neurosis
kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya
dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143),
neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian,
sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa
sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di
rumah sakit.
Dali
Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental,
hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis,
dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan
pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan,
dan kurang memiliki energi fisik, dan lainnya.
Neurosis,
menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri
secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Berdasarkan
pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi
pokok-pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut:
a) Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf
ringan.
b) Neurosis
terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.
c) Neurosis
dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan.
d) Penderita
neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas
sehari-hari.
e) Penderita
neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa.
Kelainan
jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan berdasarkan
gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan.
Dengan demikian, pada setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis
neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu
banyak gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk dimasukkan
pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258).
b.
Program
pemberdayaan masyarakat
-
Pelayanan kesehatan primer menjadi ujung
tombak upaya kesehatan pada masyarakat à Promosi,
Prevensi, Kurasi.
-
Puskesmas menjadi media yang sangat
efektif untuk memberdayakan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan jiwa atau
mental.
c.
Skizofrenia
Skizofrenia
merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian,
distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa dirinya sedang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Penyakit ini timbul akibat
ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah
gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau
respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering
kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa
ada rangsang pancaindra).
Kalau
pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor
predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan
berlebihan dan biasanya menganggap semua orang sebagai musuh.
Gangguan kepribadian skizoid yaitu
emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta
selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau
tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis
yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa,
pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat
rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang
aneh dan inkoheren.
Penderita
skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari
reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan
terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Kesabaran dan
perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga
perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.
Gejala-gejala
skizofrenia, antara lain:
Gangguan isi pikiran, delusi:
kepercayaan yang salah macamnya:
a) Delusi
referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu atau
kejadian tertentu diacukan kepada dirinya.
b) Delusi
persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan mencelakan
dirinya, keluarganya atau kelompoknya.
c) Delusi
grandeur : merasa dirinya penting.
d) Delusi
kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.
e) Delusi
menyalahkan diri.
f)
Delusi kontrol: merasa dirinya dikontrol
oleh orang lain.
g) Delusi
nihilisme: merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.
h) Delusi
ketidaksetiaan: kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak setia.
i)
Delusi lain bahwa pikiran dapat
disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh orang atau kekuatan luar.
j)
Delusi somatis : kepercayaan yang keliru
mengenai kerja badan, percaya otaknya dimakan semut.
Gangguan gaya berpikir, berbahasa dan
komunikasi:
a) Proses
kognitif tidak teratur dan tidak fungsional, sehingga tidak ada hubungan dan
tidak logis.
b) Pengekspresian
ide, piker dan bahasa begitu terganggu hingga tidak dapat dimengerti.
Gangguan kognitif :
a) Inkoherensi
: bicara ngawur
b) Tidak
ada asosiasi
c) Neologisme
: membuat kata-kata baru atau pengrusakan kata-kata yang ada.
d) Bloking
: tidak dapat melanjutkan pembicaraan (beberapa detik – beberapa menit)
e) Isi
pembicaran yang sangat kurang.
f)
Apa yang dikatakan atau yang ditulis
tidak berarti.
g) Kadang
mereka seperti bisu sampai berhari-hari.
h) Gangguan
persepsi: halusinasi.
i)
Halusinasi : persepsi palsu yang
mencakup kelima panca indera.
j)
Bagi orangnya nampak nyata, terjadi
secara spontan.
Gangguan afek (afek: keadaan emosi)
a) Keadaan
emosi yang berlawanan dengan rangsangnya.
Gangguan psikomotor
a) Tingkah
laku aneh
b) Menunjukkan
gangguan katatonik berupa:
ü Stupor
katatonik: keadaan tidak respponsif terhadap rangsang luar.
ü Kekakuan
katatonik: sikap badan yang kaku dan menolak usaha untuk dipindahkan.
ü Excitement
yang katatonik: gerakan badan yang tidak ada tujuannya dan diulang-ulang.
d.
Retardasi
Mental
Retardasi
mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya
kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan
kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada
fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia
dewasa. Akan tetapi, klasifikasi retardasi mental lebih bergantung pada hasil
penilaian IQ daripada kemampuan adaptif.
Klasifikasi
di bawah ini merupakan klasifikasi berdasarkan hasil penilaian IQ, yaitu :
1. Retardasi Mental Ringan (mild) :
bila nilai IQ berkisar 70-55/50
2. Retardasi mental sedang
(moderate) : bila nilai IQ berkisar antara 55/50 – 40/35
3. Retardasi mental berat (severe)
: bila nilai IQ berkisar antara 40/35 – 25/20
4. Retardasi mental sangat berat
(Profound) : bila nilai IQ berada di bawah 25/20.
Faktor risiko
terjadinya retardasi mental diantaranya :
Genetik : kelainan biologis yang
memungkinkan terjadinya retardasi mental seperti sindroma Down, sindroma
Fragile-X
Sosioekonomik : pendidikan orang tua
yang rendah ditambah dengan buruknya nutrisi atau kemiskinan yang dapat
berisiko menyebabkan retardasi mental.
Pengaruh lingkungan.
Kelainan Metabolik
Maternal substance abuse
Trauma atau penyakit (illness)
Idiopatik, kurang lebih 40%.
Infeksi maternal seperti infeksi Rubela,
Cytomegalovirus, Sifilis genital
Ciri
utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Lama sebelum muncul
tes formal untuk menilai kecerdasan, orang dengan retardasi mental dianggap
sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya
dan tidak bisa merawat dirinya sendiri.
Selain
intelegensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan
diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian
memperhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial
seperti berpakaian, buang air, makan, kontrol diri, dan berinteraksi dengan
kawan sebaya.
Manajemen
terapi yang mungkin diberikan pada anak dengan retardasi mental diantaranya :
a) Dokter
anak memeriksa fisik anak secara lengkap dan mengobati kelainan/ penyakit yang
mungkin ada. Adapun pencegahan yang mungkin dilakukan yaitu :
ü Preventif
primer yaitu memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu
(imunisasi), meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik,
mengajarkan cara hidup sehat.
ü Preventif
Sekunder yaitu mendeteksi penyakit sedini mungkin.
ü Diagnosis
dini PKU (fenilketonuria) dan hipotiroid ditanggulangi (untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut).
ü Koreksi
defek sensoris kemudian dilakukan stimulasi dini (stimulasi sensoris, speech
therapist)
b) Psikolog
untuk menilai perkembangan mental terutama kognitif anak.
c) Pekerja
sosial untuk menilai situasi keluarga bila dianggap perlu.
d) Setelah
dilakukan penilaian, dirancang strategi terapi, mungkin perlu dilibatkan lebih
banyak ahli. Misalnya ahli saraf anak bila menderita epilepsy, palsi serebral
dll. psikiater bila anak tersebut menderita kelainan tingkah laku ;
fisioterapis untuk merangsang perkembangan motorik dan sensorik ; ahli terapi
bicara serta guru pendidikan luar biasa.
e.
Dementia
Penurunan memori
dan fungsi kognitif dikenal sebagai demensia. Meskipun demensia biasanya
terjadi pada orang tua, studi menunjukkan bahwa proses penuaan itu sendiri
tidak terkait dengan gangguan kognitif.
Kondisi ini terutama dipicu oleh
gangguan kesehatan tertentu yang mendasarinya. Gejala-gejala demensia
bervariasi dari orang ke orang, ditentukan oleh area otak yang terkena gangguan
tersebut.
Gejala
Umum Demensia
Memori jangka pendek
Pada tahap awal demensia, seseorang
akan kehilangan memori jangka pendek. Memori yang berlangsung selama beberapa
menit dikenal sebagai memori jangka pendek. Otak selalu menggunakan memori
jangka pendek untuk mengingat pengalaman.
Beberapa kenangan jangka pendek
akan ditransfer ke memori jangka panjang. Seseorang yang mengalami kehilangan
memori jangka pendek akan mengalami kesulitan mengingat kembali insiden
terakhir.
Memori jangka pendek ini penting
selama percakapan, ketika Anda melacak apa yang Anda dan orang lain katakan.
Ketika seseorang kehilangan memori jangka pendek, ia akan lupa topik
pembicaraan dan mengulangi kalimat atau pertanyaan.
Kesulitan Mengingat Kembali Kata
Sering kali ketika berbicara atau
menulis, orang pada tahap awal demensia mungkin mengalami kesulitan dalam
mengingat-ingat kata. Ia akan mencoba untuk menjelaskan kata dengan bantuan
sinonim atau mungkin mencoba untuk mendefinisikan kata. Dalam kebanyakan kasus,
demensia vaskular berkembang dengan kesulitan verbal. Masalah bahasa bahkan
dapat menjadi tanda awal penyakit Alzheimer.
Kelupaan
Lupa adalah tanda umum dari
demensia. Pada tahap awal ini, seseorang mungkin sering melupakan nama. Pada
tahap selanjutnya dari demensia, seseorang tidak dapat mengenali wajah atau
mencocokkan nama dengan wajah. Dan mungkin lupa di mana ia meletakkan sesuatu.
Ketika seseorang menderita
demensia, mengingat memori masa lalu adalah cukup sulit. Kesulitan untuk
mengingat peristiwa yang terjadi pada masa lalu akan membuat mereka lupa janji.
Kesulitan dalam Melakukan Tugas
Harian
Kegiatan sehari-hari seseorang
memberikan petunjuk penting tentang kesehatan mental. Seseorang dengan demensia
mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Ia akan
berhenti melakukan pekerjaan rumah tangga biasa, dan akan mengalami kesulitan
dalam melakukan tugas-tugas mudah.
Ketika kognitif dan fungsi sensorik
otak terganggu, seseorang tidak dapat melakukan tugas-tugas kompleks seperti
mengemudi dan mengelola keuangan.
Perubahan Kepribadian dan Perilaku
Perubahan kepribadian seseorang
adalah tanda umum dari demensia. Pada tahap sedang atau berat, seseorang dapat
menjadi agresif. Gangguan kognitif juga dapat membuat seseorang terlalu cemas
hingga khawatir secara berlebihan.
Agresi,
perubahan nafsu makan, disorientasi tempat dan waktu, perilaku obsesif,
perilaku berulang, penggunaan bahasa yang tidak pantas, suasana hati buruk,
kurang tidur, halusinasi dan kesulitan tidur adalah perubahan perilaku umum
yang berkembang pada tahap lanjut demensia.
f.
Autisme
Autisme adalah
suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang
membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang
normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam
dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993).
Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan
dalam bidang:
a) interaksi
sosial,
b) komunikasi
(bahasa dan bicara),
c) perilaku-emosi,
d) pola
bermain,
e) gangguan
sensorik dan motorik
f)
perkembangan terlambat atau tidak
normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir
atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Beberapa atau
keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para
penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga
terberat sekalipun.
a) Hambatan
dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
b) Kesulitan
dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta
menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
c) Bermain
dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
d) Sulit
menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
e) Gerakkan
tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
Para penyandang
Autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki,
tingkat intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di antaranya ada yang
tidak 'berbicara' sedangkan beberapa lainnya mungkin terbatas bahasanya
sehingga sering ditemukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia). Mereka
yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya menggunakan tema-tema yang
terbatas dan sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu
terdapat individualitas yang unik dari individu-individu penyandangnya.
Terlepas dari
berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua
dan para praktisi untuk lebih waspasa dan peduli terhadap gejala-gejala yang
terlihat. 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih
lanjut :
a) Anak
tidak bergumam hingga usia 12 bulan
b) Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural
(menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
c) Anak
tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
d) Anak
tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
e) Anak
kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu
Menurut DSM IV,
gejala-gejalan autisme yaitu:
a) Interaksi
Sosial (minimal 2):
ü Tidak
mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi
tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
ü Kesulitan
bermain dengan teman sebaya
ü Tidak
ada empati, perilaku berbagi kesenangan/
ü minat
ü Kurang
mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
b) Komunikasi
Sosial (minimal 1):
ü Tidak/
terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
ü Bisa
bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
ü Bahasa
aneh & diulang-ulang /stereotip
ü Cara
bermain kurang variatif/ imajinatif, kurang imitasi sosial
c) Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain
imaginatif (minimal 1):
ü Mempertahankan
1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas
dan fokusnya
ü Terpaku
pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
ü Ada
gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau
pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda
g.
ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
atau yang biasa dikenal GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)
adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak
hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.
Beberapa
kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas
berlebihan, dan suka membuat keributan. Angka kejadian ADHD di
seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 %. Dimana dilaporkan
lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan wanita.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi munculnya gangguan ADHD:
1) Faktor
lingkungan/ psikososial
a)
Konflik keluarga.
b)
Sosial ekonomi keluarga yang tidak
memadai.
c)
Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d)
Orangtua terkena kasus kriminal.
e)
Orangtua dengan gangguan jiwa (psikosis).
f)
Anak yang diasuh di penitipan anak.
g)
Riwayat kehamilan dengan eklampsia,
perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.
2) Faktor
genetik
Terdapat mutasi gen pengkode
neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.
3) Gangguan
otak dan metabolisme
a) Trauma
lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b) Pengurangan
volume serebrum.
c) Gangguan
fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi
oligodendrosit.
Faktor
risiko yang meningkatkan terjadinya ADHD :
a) Kurangnya
deteksi dini
b) Gangguan
pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok,
serta stress psikogenik)
c) Gangguan
pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi,
kelainan persalinan)
Gejala-gejala
yang dicurigai ADHD:
1) Gejala
Klinis
Gejala yang timbul dapat bervariasi
mulai dari yang ringan hingga yang berat, gejala ADHD sudah dapat dilihat sejak
usia bayi, gejala yang harus dicermati adalah sensitif terhadap suara dan
cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur. Waktu tidur yang kurang
sehingga bayi seringkali terbangun. Sulit makan ASI dan minum ASI. Tidak senang
digendong, suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan. Keluhan yang
terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak canggung, sering mengalami
kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut
dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah
marah, nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti
diri sendiri dan gangguan tidur.
Untuk mempermudah diagnosis pada
ADHD harus memiliki tiga gejala utama yang nampak pada perilaku seorang anak.
1) Inatensi.
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian.
-
Jarang menyelesaikan perintah sampai
tuntas.
-
Mainan, dll sering tertinggal.
-
Sering membuat kesalahan.
-
Mudah beralih perhatian (terutama oleh
rangsang suara).
2) Hiperaktif. Perilaku yang tidak bisa diam.
-
Banyak bicara.
-
Tidak dapat tenang/ diam, mempunyai
kebutuhan untuk selalu bergerak.
-
Sering membuat gaduh suasana.
-
Selalu memegang apa yang dilihat.
-
Sulit untuk duduk diam.
-
Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan
dengan mereka yang seusia.
-
Suka teriak-teriak
3) Impulsive.
Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/ melakukan sesuatu
yang tidak sabar).
-
Sering mengambil mainan teman dengan
paksa.
-
Tidak sabaran.
-
Reaktif.
-
Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.
4) Gejala-gejala
Lain
-
Sikap menentang
-
Sering melanggar peraturan.
-
Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki
otoritas.
-
Lebih mudah merasa terganggu, mudah
marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).
-
Banyak mengalami rasa khawatir dan
takut.
-
Cenderung emosional.
-
Sangat sensitif terhadap kritikan.
-
Mengalami kecemasan pada situasi yang
baru atau yang tidak familiar.
-
Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.
-
Hanya memiliki sedikit teman.
-
Sering memiliki rasa rendah diri dan
tidak percaya diri.
Terapi yang
diberikan untuk pasien ADHD harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari
Edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga penatalaksanaan dengan
obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah
Terapi Obat-obatan. Terapi penunjang
terhadap impuls-impuls hiperaktif dan tidak terkendali, biasanya digunakan
antidepresan seperti Ritalin, Dexedrine, desoxyn, adderal, cylert,buspar, dan
clonidine.
Terapi nutrisi dan diet. Keseimbangan
diet karbohidrat protein
Terapi biomedis
Suplemen nutrisi, defisiensi mineral,
dan gangguan asam amino
Terapi Psikologis keperilakuan. Terapi cognitive behaviour untuk membantu anak
dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan
masalah.
h.
Gangguan
Pola Makan
Gangguan pola
makan mencakup diantaranya anoreksia nervosa dan bulimia nervosa yang banyak
terjadi di kalangan remaja, terutama remaja putri. Adalah hal yang wajar bila
remaja memerhatikan penampilan fisik mereka. Namun, bila berlebihan maka bisa
menjadi obsesif dan memengaruhi pola makan mereka.
Pada awalnya si penderita biasanya
hanya mencoba menurunkan berat badan atau
ingin membentuk tubuh yang ideal, namun keinginan itu lama-kelamaan berubah
menjadi obsesif dan di luar kendali.
Anoreksia
Nervosa
Penderita
anoreksia memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan
ketidaksempurnaan bentuk tubuh mereka. Akibatnya, mereka mengurangi porsi dan
frekuensi makan mereka secara ekstrim.
Tanda-tanda seseorang terkena
anoreksia:
Menjadi sangat kurus dan lemah/ lesu
karena kurang gizi
terobsesi dengan waktu makan,
jumlah/porsi makanan, dan kontrol berat badan
menghindari makanan seperti susu,
daging, nasi, gandum, dan lainnya yang dipandang dapat menaikkan berat badan
sangat sering mengukur beratnya sendiri
merasa kegemukan padahal tidak
berolah raga berlebihan
menarik diri dari kegiatan sosial,
terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
terlihat depresi
pada kondisi yang parah, wanita
penderita anoreksia bisa berhenti haid.
Bulimia
Nervosa
Bulimia ditandai
dengan kebiasaan makan banyak, lalu mencoba mengkompensasi secara ekstrim,
seperti memaksakan diri muntah atau berolahraga dengan keras. Misalnya,
penderita suka “berpesat pora” menyantap makanan kesukaannya, lalu besok
paginya dia berangkat ke pusat kebugaran untuk berolahraga sampai lemas.
Penderita bulimia mungkin mengalami fluktuasi berat badan, tapi jarang sampai
kurus seperti penderita anoreksia. Mereka memiliki berat badan normal atau
bahkan gemuk. Untuk dapat didiagnosis bulimia, seseorang harus makan banyak dan
“membersihkan dirinya” secara teratur, minimal dua kali seminggu selama
beberapa bulan.
Tanda-tanda seseorang terkena
bulimia:
takut kegemukan
sangat senang dengan ukuran dan bentuk
tubuh sendiri
membuat alasan untuk pergi ke kamar
mandi setelah makan
mungkin hanya makan rendah kalori,
berpuasa atau diet di luar saat “pesta pora”
berolah raga berlebihan
sering membeli obat pencahar atau
diuretik
menarik diri dari kegiatan sosial,
terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
Gangguan pola
makan adalah masalah klinis serius yang membutuhkan perawatan profesional.
Dalam jangka panjang, anoreksia nervosa dapat menyebabkan semua gangguan akibat
kekurangan gizi. Bulimia nervosa paling sering dikaitkan dengan gangguan
hidroeletrolitik yang timbul karena efek fisik dari muntah. Angka kematian
akibat kedua penyakit itu tidak boleh diabaikan, sekitar 15%. Kematian terutama
disebabkan oleh aritmia jantung, perdarahan gastrointestinal, dan bunuh diri
(pada mereka yang juga mengalami depresi).
Pengobatan
anoreksia dan bulimia terutama dilakukan dengan psikoterapi oleh psikolog, yang
mungkin dibantu ahli endokrinologi atau dokter lain untuk mengontrol gangguan
metabolisme yang terkait.
Binge eating disorder
Gangguan ini
mirip dengan bulimia, hanya saja mereka tidak begitu ekstrim dengan memuntahkan
makanan dan menggunakan obat pencahar.
Sebenarnya apa
yang menyebabkan orang-orang ini mengalami gangguan pola makan. Tekanan sosial,
pengaruh media, psikologis yang tidak mampu mengatasi perubahan bentuk tubuh
adalah hal yang sangat mempengaruhi.
Padahal, mereka
sangat sadar bahwa gangguan ini juga dapat mengakibatkan komplikasi penyakit
pada tubuhnya seperti osteoporosis dan kelemahan otot karena kurangnya nurtisi.
20% penderita anorexia bahkan berakhir pada kematian.
Pada bulimia,
muntah juga mengakibatkan denyut jantung yang tidak teratur, kerusakan fungsi
ginjal, gangguan lambung, dan epilepsi. Untuk mengatasinya, mereka perlu
mendapatkan bantuan psikoterapi yaitu terapi prilaku kognitif, dimana pasien
didorong untuk mengubah cara mereka melihat diri mereka sendiri dan dunia.
i.
Obsesi
Kompulsif
Istilah obsesi
menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran
dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat
ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak
perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara
lain:
Kleptomania: keinginan yang kuat untuk
mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang ia curi.
Pyromania: keinginan yang tidak bisa
ditekan untuk membakar sesuatu.
Wanderlust: keinginan yang tidak bisa
ditahan untuk bepergian.
Mania cuci tangan : keinginan untuk
mencuci tangan secara terus menerus.
Faktor
penyebab neurosis obsesif-kompulsif
Neurosis jenis ini dapat terjadi
karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D., 2000 : 116-117).
Konflik antara keinginan-keinginan yang
ditekan atau dialihkan.
Trauma mental emosional, yaitu represi
pengalaman masa lalu (masa kecil).
Terapi
untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif
Psikoterapi suportif;
Penjelasan dan pendidikan (Psikoedukasi);
Terapi perilaku.
j.
Penyalahgunaan
Obat-obatan (Narkoba)
Tanda – tanda
fisik pengguna Narkoba, Umumnya dapat dilihat seperti di bawah ini :
ü mata
merah
ü mulut
kering
ü bibir
bewarna kecoklatan
ü perilakunya
tidak wajar
ü bicaranya
kacau
ü daya
ingatannya menurun
Efek Narkoba sendiri tergantung
kepada :
ü dosis
pemakaian
ü cara
pemakaian,
ü pemakaian
sebelumnya dan
ü harapan
pengguna.
Adapun tanda –
tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat dilihat dari beberapa hal
antara lain :
ü anak
menjadi pemurung dan penyendiri
ü wajah
anak pucat dan kuyu
ü terdapat
bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
ü matanya
berair dan tangannya gemetar
ü nafasnya
tersengal dan susuh tidur
ü badannya
lesu dan selalu gelisah
ü anak
menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orangtua
Ciri Umum Anak Pengguna Narkoba :
ü Merokok
pada usia remaja dini
ü Cenderung
menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamar
ü Bergaul
dengan teman hingga larut malam bahkan jarang pulang kerumah
ü Sering
bersenang-senang di pesta, diskotek maupun kumpul di mall
ü Mudah
tersinggung, egois, dan tidak mau diusik oleh orangtua atau keluarga
ü Menghindar
dari tanggung jawab yang sesuai, malas menyelesaikan tugas rutin di rumah
ü Prestasi
belajar menurun, sering bolos atau terlambat kesekolah
ü Perilaku
mulai menyimpang seperti kenakalan remaja, mencuri, pergaulan seks bebas dan
berkelompok dengan teman yang suka mabuk-mabukan.
3. Eustres dan Distres
a.
Sumber-sumber
stres
Stres merupakan reaksi fisik atau
ketegangan yang muncul secara otomatis ketika kita mengalami situasi yang
menyebabkan stres (stressor), seperti situasi baru, situasi tidak menyenangkan,
situasi yang menuntut, mengancam, atau berbahaya. Reaksi fisik atau ketegangan
ini merupakan respon alamiah yang sudah terbentuk sejak manusia lahir sebagai
cara untuk mempertahankan diri. Stressor dapat berupa situasi nyata atau
situasi yang tidak nyata (hanya dalam khayalan). Berikut ini merupakan
sumber-sumber stres yang biasana terjadi, yaitu:
Berasal dari luar diri
Di
lingkungan sekitar, contohnya cuaca
yang tidak bersahabat, lingkungan yang sesak, bising, kotor, polusi, keamanan
tidak terjamin
Di lingkungan kerja, contohnya
tempat kerja yang tidak nyaman, tuntutan pekerjaan, pekerjaan yang membosankan,
beban pekerjaan yang terlalu banyak, konflik dengan atasan atau rekan, tidak
ada penghargaan untuk prestasi, kompetisi yang tidak sehat
Di kehidupan pribadi,
contohnya
konflik dalam keluarga atau pasangan, perceraian, kematian, masalah keuangan,
masalah pengasuhan anak
Berasal dari dalam diri
Pola
pikir Orang
yang sering berpikir negatif akan lebih mudah mengalami stres daripada individu
yang berpikir positif
Harga
diri Orang dengan harga diri rendah akan
lebih rentan terhadap stres dibanding orang dengan harga diri tinggi. Orang
dengan tingkat kepercayaan diri tinggi cenderung tidak mudah mengalami stres
dibanding orang dengan tingkat kepercayaan diri rendah
Kedekatan
dengan Tuhan Orang yang beriman akan cenderung
menganggap bahwa segala persoalan hidup sebagai ujian yang harus diterima
dengan ikhlas, sabar, dan tetap berikhtiar. Pasrah kepada Tuhan merupakan salah
satu cara untuk menghindari stres.
b.
Pengaruh
stres terhadap kehidupan
Stres dapat mempengaruhi berbagai
aspek dalam kehidupan manusia, seperti fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh stres terhadap
berbagai aspek tersebut, yaitu :
ü Aspek fisik (jasmani)
Saat
mengalami stres, biasanya organ-organ tubuh manusia bekerja lebih keras,
khususnya organ-organ yang berada di bawah saraf simpatetik. Reaksi yang tampak
antara lain pupil melebar, nafas menjadi lebih cepat, air liur berkurang, kadar
gula darah meningkat, jantung berdetak lebih keras, perut mulas, dan keluarnya
keringat. Bila situasi tetap tak terkendali dan stres menjadi sesuatu yang kronis
maka dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti maag, diare, asma
ü Aspek psikologis
Stres
mempengaruhi pikiran dan perasaan sehingga menimbulkan berbagai efek, seperti
bingung khawatir, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, konsentrasi menurun,
tidak dapat berpikir jernih, tidak dapat mengambil keputusan, menurunkan harga
diri dan kepercayaan diri, putus asa, bahkan mengonsumsi alkohol dan
obat-obatan untuk melarikan diri.
ü Aspek sosial
Stres
dapat menyebabkan individu menarik diri dari lingkungan sosial atau tidak
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial
ü Aspek spiritual
Individu
yang mengalami kegagalan sering merasa putus asa, mengeluh bahwa Tuhan tidak
adil, tidak mampu mengambil hikmah dari cobaan, dan makin menjauhkan diri dari
Tuhan.
c.
Mengelola
dan mengurangi stres
Berikut
ini merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, yaitu :
1. Mengenal
diri sendiri dengan cara menerima kelebihan dan kekurangan diri
2. Olahraga
3. Istirahat
dan tidur cukup
4. Merencanakan
dan mengatur waktu serta kegiatan
5. Makan
makanan yang bergizi, perbanyak sayur dan buah, serta mengurangi gula dan lemak
6. Melakukan
sesuatu yang menyenangkan (hobi atau kegemaran) secara teratur
7. Relaksasi
Selain
cara-cara yang dapat digunakan untuk mengurangi stres, terdapat beberapa saran
yang dapat dilakukan untuk membantu mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu :
1. Menyadari
penyebab stres dan menemukan cara-cara untuk mengatasinya
2. Membiasakan
diri untuk berpikir positif
3. Menemukan
cara untuk mengekspresikan perasaan
4. Bicarakan
masalah yang sedang dialami pada orang lain (curhat)
5. Latihan
pernafasan
6. Pijat
untuk mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah
7. Rekreasi
8. Melibatkan
diri dalam aktivitas-aktivitas sosial yang menyenangkan
9. Jangan
menuntut diri, orang lain, atau lingkungan untuk menjadi sempurna
10. Mendekatkan
diri pada Tuhan
d.
Pentingkah
stres itu?
Setiap
manusia pasti pernah mengalami stres karena situasi-situasi yang tidak
menyenangkan, menuntut, atau mengancam pasti tidak akan lepas dari keseharian
manusia. Stres dapat berfungsi positif sebagai tenaga penggerak agar individu
dapat menampilkan performa optimalnya namun dapat juga berfungsi negatif saat
stres membuat individu terpuruk dan berputus asa.
Hal terpenting
yang dapat dilakukan saat menghadapi stressor adalah bagaimana cara kita
menilai dan menyikapi stressor tersebut. Saat kita menilai situasi tersebut
negatif maka kita akan rentan terkena stres. Sebaliknya saat kita menilai
situasi tersebut positif maka stres tidak akan menghinggapi kita. Hal lain yang
tak kalah pentingnya adalah bagaimana cara kita mengelola stres yang menghinggapi.
Memilih cara-cara mengelola stres yang sesuai dengan diri dapat membantu
individu untuk mengendalikan stresnya, bukannya dikendalikan oleh stres.
4. Kecemasan dan Depresi
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan
kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala
tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan.
Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti
mengambang, lekas lelah, keringat dingan, dan sebagainya. Gejala psikologis
berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu, dan
sebagainya.
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap
stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang
muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara gejala tersebut tidak
berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
Berikut
adalah ciri-ciri kecemasan:
Berdebar diiringi dengan detak jantung
yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin
secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin
cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan
individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin
lambat dibandingkan pada orang normal.
Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga
dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada,
kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya
adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk
kondisi sebelumnya.
Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls
bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan
nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh
yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan
fight or flight terhadap stresor
Kehilangan gairah seksual atau penurunan
minat terhadap aktivitas seksual
Gangguan tidur
Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh
orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup,
akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan
gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau
lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin
dan bekeringat
Kecemasan depresi memunculkan ide dan
keinginan untuk bunuh diri
Gangguan kesehatan seperti sering
merasakan sakit kepala (migrain).
Faktor
penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus
neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan
faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
Terapi
untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk
penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau
kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah
tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada
beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas,
yaitu : 1) psikoterapi individual, 2) psikoterapi kelompok, 3) psikoterapi
analitik, 4) sosioterapi, 5) terapi seni kreatif, 6) terapi kerja, 7) terapi
perilaku, dan 8) farmakoterapi.
Kecemasan sangat
terkait dengan kecenderungan seseorang mengalami depresi. Kecemasan yang
bertahan dalam kurun waktu yang lama bisa menyebabkan depresi.
Neurosis
depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan
ciri-ciri: kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung
menyalahkan diri sendiri.
Gejala-gejala
utama gangguan jiwa ini adalah:
a) Gejala
jasmaniah: senantiasa merasa lelah.
b) Gejala
psikologis: sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri
hidupnya, dan sebagainya.
Faktor
penyebab neurosis depresif
Menurut hasil
riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa
depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi
merupakan produk “keterpelesetan’
mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan
akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian
menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.
Burns
berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat
objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas
tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini
bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.
Terapi
untuk penderita neurosis depresif
Untuk menyembukan
depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembang-kan teknik terapi dengan prinsip
yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
a) Bahwa
semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang bersangkutan.
b) Jika
depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan
yang mendalam.
c) Bahwa
pemikiran negatif menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif
dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan terjadinya
kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula penderita depresi
mendapatkan farmakoterapi.
5. Psikosomatis
Gangguan
psikosomatis adalah gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik. Pendek
kata, psikosomatik adalah penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran negatif
dan/ atau masalah emosi. Masalah emosi itu antara lain rasa bersalah, merasa
punya penyakit, stres, depresi, kecewa, kecemasan atau masalah emosi negatif
lainnya. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa
mengalaminya.
Perlu diketahui
bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang
takut atau cemas dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar,
merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit
kepala, dan bernafas cepat. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak
mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke
dalam aliran darah.
Gejala-gejala:
Psikosomatis
ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang beragam. Namun umumnya
penderita mengalami atau mengeluhkan beberapa gejala berikut:
ü Mual
ü Muntah
ü Sendawa
ü Dada
terasa sakit
ü sakit
perut
ü rasa
pedih
ü kulit
gatal
ü pusing
ü nyeri
saat berhubungan seksual, dan sebagainya
Pengobatan:
Ada dua macam
pengobatan untuk gangguan psikosomatik, pengobatan fisik dan mental. Pengobatan
fisik disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan, perawatan mental
dapat dilakukan dengan hipnoterapi, obat, atau dengan bantuan psikolog.
6. Insomnia
Insomnia adalah
gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia bisa disebabkan oleh
adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal
ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi
tersebut, seseorang diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan
asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Potensi komplikasi pada Insomania
Banyak penderita
insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa
beristirahat. Semua obat memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan
psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Insomnia bukan
suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab,
seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit
tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali
timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan,
depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang
sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya
usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana
stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua
stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat
orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun
pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur
secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur
kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik,
mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal
ini sering terjadi sebagai akibat dari:
a)
Jet lag (terutama jika bepergian dari
timur ke barat).
b)
Bekerja pada malam hari.
c)
Sering berubah-ubah jam kerja.
d)
Penggunaan alkohol yang berlebihan.
e)
Efek samping obat (kadang-kadang).
f)
Kerusakan pada otak (karena ensefalitis,
stroke, penyakit Alzheimer).
Tahap-tahap
insomnia dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Ringan
- Berlaku dalam waktu beberapa hari, fungsi harian hanya sedikit yang terganggu.
b) Sederhana
- Insomnia ini berkelanjutan kurang dari sebulan, mengganggu fungsi harian,
disertai dengan rasa lelah dan emosi yang mudah tersinggung.
c) Kronis
- Masalah sukar tidur yang berlanjutan lebih sebulan, sekaligus menjejaskan
fungsi harian. Individu akan merasa gelisah, mudah tersinggung, lelah dan
bimbang.
Sulit tidur
adalah gejala ketidaknyamanan yang banyak dialami saat ini di jaman modern, dan
gejala sulit tidur yang terjadi terus menerus disebut dengan istilah Insomnia.
Seseorang dikatakan mengalami insomnia bila ia sulit untuk memulai tidur malam,
atau terjaga di tengah malam dan sulit untuk kembali tertidur. Berdasarkan
tingkat keparahannya, insomnia terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: insomnia
ringan (terjadi kurang dari 1 minggu), insomnia normal (terjadi lebih dari 1
minggu), insomnia akut (lebih dari 1 minggu, tapi kurang dari satu bulan), dan
insomnia kronis (lebih dari 1 bulan).
Ada
beberapa penyebab insomnia, diantaranya:
a)
Ketidaknyaman fisik : kondisi tulang
punggung yang tidak simetris, terjepit saraf, sesak napas, sakit punggung dan
pinggang, nyeri pinggul, efek penggunaan obat, dan lainnya.
b)
Perubahan jam tidur akibat gaya hidup :
sering begadang, mengganti jadwal tidur (terjaga di malam hari, tidur di siang
hari ), makan terlalu malam, mengkonsumsi zat stimulan di malam hari (misalnya
kopi dan teh).
c)
Beban pikiran/ stres.
Istirahat yang
cukup akan memberikan waktu pada tubuh untuk memperbaharui energinya secara
menyeluruh sehingga tubuh kembali siap beraktivitas di hari berikutnya. Kurang
waktu istirahat akibat Insomnia dapat menyebabkan beberapa kerugian dalam
kesehatan, diantaranya: meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, diabetes, mudah cemas dan depresi, dan menurunkan kekebalan
tubuh sehingga membuatnya rentan dihinggapi virus-virus penyakit. Oleh sebab itu,
disarankan untuk tidur kurang lebih 1/3 waktu dari satu hari, yakni sekitar 6 –
8 jam per hari untuk kesehatan yang lebih baik.
Pengobatan
insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang
mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan
pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia
hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan
menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak
berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan terapi psikologis
untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat
anti-depresi atau melalui terapi psikologis. Jika gangguan tidur berhubungan
dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan
obat tidur untuk sementara waktu.
Beberapa tips
yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan dasar insomnia,
yaitu:
a) Istirahat
yang cukup. Upayakan saat istirahat badan dan psikis kita benar-benar merasa
nyaman.
b) Tidur
pada waktu yang sama pada setiap hari.
c) Hindari
tidur pada waktu tengah hari.
d) Melakukan
senam dengan rutin. Selain itu, olahraga bisa membantu menjaga keseimbangan dan
kesehatan tubuh kita.
e) Hindari
minuman yang merangsangkan otak seperti kopi atau teh pada lewat petang atau
malam
f)
Hindari merokok
g) Belajar
mengelola dan menangani stres
7. Manajemen Kesehatan Jiwa
a.
Manajemen
Emosi
Pernahkah
merasa emosi Anda naik turun seperti roller
coaster? Hidup memang bisa membuat emosi berubah-ubah. Jika anda tidak bisa
mengatasi emosi itu, andalah yang akan menjadi korban emosi anda sendiri.
Hal-hal positif dan negatif memang datang silih bergantian dalam hidup. Jika
anda merasa emosi anda kurang stabil saat ini, cobalah 5 strategi mengontrol
emosi berikut:
-
Biarkan
Keluar
Mengeluarkan
emosi terkadang harus dilakukan. ‘Membotolkan’ perasaan sedih atau marah dapat
menguras energi dan mengganggu pikiran Anda. Memendam emosi yang tidak baik
dapat merusak diri sendiri dan hubungan dengan kekasih, teman atau keluarga.
Biarkan orang lain tahu ketika sesuatu mengganggu pikiran anda. Jika Anda
termasuk orang yang sulit mencurahkan perasaan melalui kata-kata, cobalah
menuangkannya dalam sebuah buku harian. Dengan begitu, anda akan merasa lega
karena ruang di hati anda sudah tidak disesaki lagi dengan emosi yang
mengganjal.
-
Berhitung
Hingga Sepuluh
Kekuatan emosi
sangatlah besar dan dapat muncul kapan saja dan dimana saja. Di tempat kerja,
pusat perbelanjaan, ketika bersama teman atau ketika makan malam bersama
kekasih. Ketika anda sedang merasa dalam situasi yang penuh gejolak emosi,
cobalah berhitung hingga sepuluh sebelum anda mengatakan sesuatu. Hal ini
memungkinkan Anda untuk lebih tenang, mengatasi situasi dan berpikir tentang
efek positif dan negatif yang akan terjadi jika anda bereaksi atau berkomentar
lebih lanjut.
-
Bagi
Tugas Dalam Porsi Kecil
Terkadang emosi
datang karena beban atau tugas yang anda kerjakan terlalu berat. Jika hal itu
pemicunya, cobalah membagi pekerjaan itu dalam porsi kecil. Hilangkan pikiran
bahwa anda mempunyai setumpuk pekerjaan yang tidak mungkin anda selesaikan
dengan cepat. Buatlah ‘segunung’ pekerjaan itu menjadi beberapa ‘gunung’ kecil,
dan cobalah membuat target untuk setiap ‘gunung’ itu. Meminta pertolongan seseorang
juga tidak ada salahnya. Jangan hanya karena ingin dianggap mandiri dan pekerja
keras, anda banting tulang sendirian. Jika memang kemampuan anda terbatas,
berbagilah kelemahan adalah cara efektif mencegah depresi.
-
Bicara
Pada Diri Sendiri
Emosi tidak bisa
ditebak, satu menit anda merasa baik-baik saja, setelahnya anda tiba-tiba lesu
dan tidak bersemangat. Beberapa hal mungkin tidak berjalan seperti apa yang
diharapkan, anda pun merasa dunia seakan-akan gelap. Sebelum masuk terlalu jauh
dalam kegelapan itu, bicaralah pada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat Anda
pelajari dari situasi tersebut dan bagaimana anda dapat membuat hal itu menjadi
tantangan untuk lebih maju lagi ke depannya.
-
Penuhilah
Kebutuhan Dasar
Pernahkah anda
merasa terkadang emosi tidak adil? Mereka tiba-tiba datang begitu saja ketika anda
sedang sibuk-sibuknya atau memegang sebuah tanggung jawab. Tapi itulah emosi,
tidak bisa disangka-sangka datangnya. Untuk itu, pastikan anda memenuhi
kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air
putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup serta jangan lupa
berolahraga. Jika anda sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu, anda pun
bisa merasa lebih tenang dan tidak mudah terbawa emosi karena tubuh kita adalah
satu kesatuan antara fisik dan emosi. Jika kebutuhan fisik terpenuhi, emosi pun
bisa diatasi.
b.
Manajemen
Stres
Ada banyak hal
yang bisa kita lakukan untuk mengelola stres. Berikut ini adalah 7 langkah
sederhana yang bisa dilakukan:
-
Tuliskan
semua yang anda rasakan dan pikirkan. Dengan menuliskan
semua apa yang anda rasakan dan pikirkan membuat anda bisa melihat “gambar
besarnya” dan membuat anda bisa melihat dengan lebih objektif. Dengan
menuliskan hal tersebut maka pola pikir negatif bisa mudah dikenali.
-
Identifikasi
kejadian yang membuat anda terganggu (upset). Apa yang
benar-benar membuat anda tidak suka?. Identifikasi semua emosi yang negatif.
Misalnya kejadiannya adalah motor mogok, maka identifikasi semua emosi negatif
ketika motor anda mogok tidak mau jalan, seperti: kesal karena motor tidak mau
jalan, frustasi karena baju baru terkena oli, merasa bersalah karena
menunda-nunda tidak membawa motor ke bengkel. Semua emosi negatif tersebut
diidentifikasi dan ditulis.
-
Identifikasi
semua pikiran negatif yang mengikuti emosi negatif.
Misalnya: saya kesal karena motor mogok membuat saya terlambat datang ke
pertunjukan drama dimana anak saya ikut pentas. Pasti dia berpikir bahwa saya
bukan ayah yang baik. Saya frustasi karena baju saya kotor, saya jadi kelihatan
tidak rapih, saya memang berantakan.
-
Identifikasi
distorsi pemikiran yang terjadi dan ganti dengan yang benar.
Misalnya, soal motor mogok: saya orang yang suka MENUNDA pekerjaan, tapi akhir-akhir
ini memang pekerjaan kantor sedang banyak sekali. Soal pakaian kotor, kita bisa
bereaksi dengan:” Saya bukan orang yang jorok dan tidak rapih, saya biasanya
rapih. Baju kena oli membuat saya kesal karena baju saya biasanya rapih dan
bersih.
Pertimbangkan
kembali “emosi” anda. Dengan mengubah reaksi anda terhadap suatu kejadian, anda
bisa terhindar dari gangguan jiwa atau emosi yang tidak sehat. Mungkin anda masih merasa kesal karena mobil
mogok, namun hal tersebut didasarkan pada realita, bukan berdasar atas hasil
pemikiran yang sudah terdistorsi.
Buat rencana
“perbaikan”. Misalnya, segera selesai nonton pertunjukan anak, saya akan bawa
mobil ke bengkel.
Teknik sederhana
ini bisa diterapkan untuk mengelola stres. Dengan pendekatan yang sama, kita
bisa menghilangkan pola pikir yang terdistorsi.
c.
Manajemen
kesehatan jiwa
Untuk menjadi
pribadi yang sehat fisik dan jiwa adalah penting agar semua aktivitas yang
direncanakan dapat berjalan lancar. Untuk itu, diperlukan manajemen kesehatan
diantaranya kesehatan jiwa. Berikut adalah beberapa upaya dasar yang dapat kita
lakukan sebagai bentuk manajemen kesehatan jiwa:
1) Berolah
raga. Penelitian menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan
mengobati depresi daripada obat-obatan.
2) Ekspresikan
cinta. Memberi dan mendapatkan cinta kasih membuat hidup kita bahagia.
Mencurahkan cinta kasih kepada keluarga, kerabat dan orang lain adalah kunci
kebahagiaan rohani. Membantu orang lain membuat hidup kita lebih bermakna dan
kehadiran kita diharapkan.
3) Kurangi
Menonton Televisi, Film dan Video/ Online
Game. Menonton televisi, film atau bermain game berlebihan dapat
mempengaruhi kesehatan mental kita. Kekerasan dalam tayangan berita, film laga,
dan game dapat mengurangi keseimbangan emosional, membuat depresi dan
mempengaruhi respon emosi kita. Setelah melihat begitu banyak kekerasan, kita
bisa tidak lagi mengenalinya sebagai kekerasan. Kilasan iklan televisi juga
dapat menyebabkan indera dan otak kita overload dan kelelahan. Banyak film yang
menghibur, tetapi ada juga yang membangkitkan emosi negatif bagi sebagian orang.
Bagi orang yang sensitif atau pernah mengalami semacam trauma dalam hidupnya,
mengurangi waktu dan intensitas menonton tayangan yang memicu emosinya akan
membantu menjaga keseimbangan jiwa.
4) Fokuslah
pada hal-hal positif. Cobalah membaca berita, daripada menonton berita
televisi. Membaca lebih berpengaruh lembut pada pikiran dan kita bisa lebih
selektif. Cobalah menghindari tayangan kekerasan atau sensasional, pilihlah
hanya program-program televisi dan film yang positif.
5) Mengapresiasi
dan membuat karya seni. Menikmati seni lukis, seni fotografi, seni musik, seni
tari dan bentuk-bentuk kesenian lainnya bisa menjadi stabilisator mood alami
dan bermanfaat menyegarkan pikiran. Menghasilkan karya seni yang dapat
dinikmati orang juga membantu seseorang untuk membangun harga diri, sesuatu
yang penting bagi kesehatan mentalnya.
6) Cobalah
mendengarkan musik yang lembut. Banyak musik hingar bingar yang justru dapat
mengakibatkan kelebihan beban mental. Banyak pula jenis musik yang dapat
mendatangkan perasaan tertekan atau hampa. Musik yang lembut dan merdu dapat
menyeimbangkan proses kimiawi di otak kita.
7) Beribadah.
Melaksanakan ibadah dan berdoa secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita,
yang merupakan komponen vital dalam kesejahteraan jiwa. Mengabaikan kebutuhan spiritual
membuat jiwa kita gelisah dan tidak tenang. Berdoa merupakan sarana yang
efektif dalam mencegah dan memerangi masalah-masalah kesehatan mental.
8) Rekreasi
di luar rumah. Cobalah untuk menjauhi rutinitas dengan menghabiskan waktu di
alam. “Terapi hijau” bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menemukan
kedamaian batin, dan menenangkan pikiran kita, menemukan pencerahan dan
membebaskan dari pikiran negatif.
9) Hindari
mengisolasi diri. Menjadi bagian dari komunitas yang saling memberikan dukungan
dan bertemu secara teratur dapat sangat membantu kita melewati krisis dan tetap
positif.
10) Menjaga
keseimbangan diet makanan. Diet dapat memperburuk gejala berbagai penyakit
termasuk autisme, skizofrenia, depresi, kecemasan dan serangan panik. Makanan
yang dibutuhkan untuk kesehatan mental yang baik adalah buah dan sayuran dan
makanan yang mengandung asam lemak esensial, seperti ikan belida, tongkol, labu
dan kacang-kacangan. Susu dan coklat juga dipercaya menimbulkan efek
menenangkan pikiran.
11) Hindari
pornografi. Rangsangan seksual pornografi dapat berkontribusi pada tumbuhnya
kekosongan emosional yang dapat menyebabkan depresi, gangguan bipolar serta
kesehatan mental lainnya. Hanya hubungan seksual dengan pasangan yang sah dan
saling mengasihilah yang dapat mengisi kebutuhan fisik dan emosional kita.
12) Lakukan
kegiatan yang membangun rasa percaya diri. Belajar memainkan alat musik seperti
piano atau biola, menguasai keterampilan bela diri, mendapatkan hadiah lomba,
dll sangat membantu anak-anak membangun
rasa percaya diri.
13) Bila
Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental, penting
sekali untuk selalu menjaga sikap positif dan tidak menyerah. Jangan
mencaci-maki atau mengolok-olok yang membuatnya merasa rendah diri dan
mengekalkan perasaan membenci diri sendiri. Hal ini juga berlaku bagi mereka
dengan kecenderungan gangguan pola makan. Tunjukkan cinta dan pengertian kepada
mereka.
14) Jaga
pikiran selalu aktif dengan membaca. Membaca bisa menjadi kegiatan penguatan
mental, terutama jika kita fokus pada bacaan yang positif. Berlangganan
beberapa majalah atau membeli buku-buku biografi yang mendidik bermanfaat bagi
kesehatan mental Anda.
15) Jadilah
pribadi yang lebih terorganisir. Hindari menunda-nunda pekerjaan, dan bersihkan
dan tatalah harta benda Anda. Singkirkan kekacauan. Buang barang-barang yang
tidak terpakai, selesaikan atau delegasikan pekerjaan yang menggantung, dan
bila perlu, mintalah bantuan orang lain untuk menyelesaikan PR Anda.
d.
Relaksasi
dan afirmasi
Teknik relaksasi
dapat mengurangi gejala stres dan membantu seseorang untuk menikmati kualitas
hidup yang lebih baik, terutama jika memiliki penyakit tertentu. Teknik
relaksasi dapat dilakukan dengan mudah untuk membantu mengatasi stres
sehari-hari.
Baik itu karena
stres yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan seperti kanker dan nyeri
maupun pekerjaan. Dengan mempelajari teknik relaksasi dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari untuk membantu mengelola stres.
Menerapkan
teknik-teknik relaksasi dalam kehidupan sehari-hari dapat mengurangi gejala
stres dengan mekanisme, antara lain:
1) Memperlambat
detak jantung
2) Menurunkan
tekanan darah
3) Memperlambat
laju pernapasan
4) Meningkatkan
aliran darah ke otot-otot utama
5) Mengurangi
ketegangan otot dan sakit kronis
6) Meningkatkan
konsentrasi
7) Mengurangi
kemarahan dan frustrasi
8) Meningkatkan
kepercayaan diri untuk menangani masalah
Untuk
mendapatkan manfaat positif yang paing efektif adalah dengan menggunakan teknik
relaksasi bersama dengan kegiatan positif lain, seperti berolahraga, cukup
tidur, dan memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga dan teman-teman
yang mendukung.
Ada beberapa
jenis utama teknik relaksasi yang mudah dilakukan sehari-hari, antara lain:
1) Autogenic
relaxation
Relaksasi jenis ini dilakukan
dengan menggunakan kedua bayangan visual dan kesadaran tubuh untuk mengurangi
stres. Seseorang dapat mengulangi kata-kata atau saran dalam pikiran untuk
merilekskan dan mengurangi ketegangan otot.
2) Progressive
muscle relaxation
Teknik relaksasi ini dilakukan
dengan cara fokus pada kontraksi dan relaksasi pada otot-otot tubuh. Latihan
ini membantu seseorang untuk fokus pada perbedaan antara ketegangan dan
relaksasi otot.
Salah satu metode relaksasi otot
progresif adalah dengan menegangkan dan mengendurkan otot-otot jari-jari kaki
dan secara progresif bekerja hingga leher dan kepala. Teknik ini juga dapat
dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari kaki.
3) Visualisasi
Dalam teknik relaksasi, dapat
dilakukan dengan membentuk citra mental untuk mengambil sebuah perjalanan
visual untuk situasi dan kondisi yang damai. Selama visualisasi, cobalah untuk
menggunakan indera sebanyak mungkin.
Relaksasi
Pernapasan
Relaksasi adalah
suatu cara untuk menenangkan fisik, pikiran dan jiwa dari hiruk pikuk kehidupan
sehari-hari. Dengan Teknik Relaksasi Pernafasan ini, kita bisa memakai beberapa
postur tubuh untuk memudahkan kita sampai pada posisi rileks yang dikehendaki;
sekaligus dengan postur tubuh tersebut, kita akan mendapatkan stimuli yang
dibutuhkan syaraf-syaraf tertentu. Teknik Relaksasi ini sebenarnya juga
bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan energi dari otak kanan, yaitu bagian otak
yang mengurusi masalah emosi dan imajinasi manusia. Berikut adalah
langkah-langkah dalam melakukan relaksasi pernapasan:
Langkah Pertama:
Posisi : duduk tegak, tidak ada
gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan menutup dan menempel di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan,
normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah duduk tegak dan memejamkan
mata dengan perlahan, mulailah dengan mengendurkan seluruh otot tubuh Anda.
Mulai dari otot leher dan bahu, lemaskan secara perlahan-lahan. Setelah itu,
cobalah ke bagian tubuh lain yang masih tegang.
Mulailah mengeksplorasi setiap
bagian tubuh dengan visualisasi pikiran, dari ujung jari kaki naik perlahan ke
atas sampai ke ubun-ubun kepala. Mata Anda tetap terpejam dengan rileks.
Setelah seluruh tubuh terasa
kendur, lemas dan nyaman; nikmatilah posisi tersebut beberapa saat dan
tenangkan nafas, lambatkan ritmenya tanpa ada penahanan sama sekali. Usahakan
seluruh tubuh Anda merasa nyaman.
Langkah Kedua:
Posisi : duduk tegak, tidak ada
gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan membuka, punggung tangan menempel
di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan,
normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Posisi seperti yang Anda lakukan di
Langkah Pertama, tetapi posisi telapak tangan membuka ke atas dengan punggung
tangan menempel di paha.
Rasakan saja dengan seluruh bagian
tubuh Anda; suasana, situasi ataupun kondisi ruangan tempat Anda sedang
berlatih. Setelah seluruh tubuh Anda merasa nyaman, arahkan perhatian ke pusat
telapak tangan yang terbuka. Rasakan sensasi atau getaran atau apapun itu, yang
terjadi di telapak tangan.
Langkah Ketiga:
Posisi : berdiri tegak, mata
terpejam, kedua tangan di samping tubuh.
Nafas : bernafas Teknik gabungan,
normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah posisi berdiri Anda terasa
enak dan nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua belah tangan,
mulai dari bahu perlahan turun ke lengan atas, siku sampai lengan bawah dan
akhirnya telapak tangan. Arahkan perhatian pada pusat telapak tangan.
Setelah beberapa saat mungkin Anda
akan merasakan suatu sensasi di telapak tangan atau getaran di lengan dan bahu.
Ikuti saja bila getaran atau tenaga tersebut akhirnya mengangkat lengan naik
perlahan, kemudian turun lagi. Ikuti terus getaran atau sensasi lainnya yang
mengangkat lengan Anda tanpa tenaga otot itu. Terangkat dengan sendirinya,
bukan atas kemauan Anda.
Bila Anda tergolong orang yang
kurang peka sehingga tidak merasakan apa-apa, tenang dan rileks saja terus. Hal
ini tidak berarti Anda gagal atau tidak mendapatkan manfaat dari latihan ini.
Latihan ini bukan sekedar fisik, tetapi juga olah pikiran dan jiwa.
Langkah Ke empat:
Posisi : berdiri tegak, mata
terpejam, telapak tangan saling berhadapan di depan dada tetapi tidak
bersentuhan (ada jarak).
Nafas : bernafas Teknik gabungan,
normal sewajarnya.
Waktu : 5 – 10 menit.
Setelah posisi Anda nyaman,
tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua tangan, mulai bahu perlahan turun
ke lengan, siku sampai lengan bawah & kemudian telapak tangan. Arahkan
perhatian Anda pada pusat telapak tangan.
Setelah beberapa saat mungkin Anda
akan merasakan sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan. Bila sensasi
atau getaran tenaga pada telapak tangan terasa menggerakkan tangan anda, ikuti
saja gerakannya, jangan dilawan. Ikutilah terus gerakan tangan anda tanpa
tenaga otot tersebut.
Kalau Anda mau
melatih Teknik Relaksasi Pernafasan seperti uraian di atas ini, maka Anda akan
merasakan bertambahnya energi dalam diri Anda semakin hari menjadi semakin
besar dan kuat. Sehingga dengan demikian, kehidupan sehari-hari Anda akan
selalu diwarnai kegembiraan, dan kesehatan yang prima.
Relaksasi
Tempat Kedamaian
Pertama,
ambillah posisi yang nyaman — sebaiknya Anda duduk di kursi dengan telapak kaki
rata dengan lantai — dan tangan bisa Anda letakkan di atas paha. Sekarang ...
tarik napas yang dalam .... dan keluarkan semuanya ......... dan tarik napas
lagi yang dalam, rasakan seluruh napas Anda masuk ke dalam perut dan sekarang sambil
mengeluarkan napas lepaskan semua ketegangan dan kekhawatiran Anda. Lepaskanlah
semuanya. Dan sekarang, perlahan-lahan tarik kembali napas Anda dan ...
perlahan-lahan pejamkan ... mata ... Anda ... dan sambil mendengarkan musik dan
suara saya, ikutilah petunjuk yang saya sampaikan dengan musik sebagai latar
belakangnya, dan dengan kesadanan penuh Anda tahu bahwa Andalah yang
mengendalikan keadaan Anda saat ini.... Sekarang, di dalam pikiran Anda ...
cari dan temukanlah kembali ... sebuah tempat yang nyaman ... sebuah tempat
yang tenang yang pernah Anda kunjungi sebelumnya ... dan di sana Anda pernah
mengalami ... suatu ketenangan atau suasana yang benar-benar nyaman ...
sekarang di dalam pikiran Anda gambarkanlah kembali suasana itu ... gunakanlah
kelima indra Anda ... pertama-tama... bayangkanlah kembali semua yang bisa Anda
lihat di sekitar Anda apakah Anda berada di alam terbuka? apakah ada rerumputan
yang menghijau?... apakah ada beragam bunga-bungaan?...
apakah Anda melihat
sungai yang mengalir atau mungkin rimbunnya hutan?... apakah Anda berada di
puncak gunung?... apakah ada embun atau hujan? ... atau apakah Anda berada di
dalam sebuah rumah? atau sebuah tempat yang istimewa
lainnya?..
lihatlah apa yang ada di sekitar Anda ... dan sekarang ingat dan dengarkanlah
kembali suara-suara yang ada di sana ... apakah Anda mendengar suara angin? ...
atau deru ombak? ... atau gemercik air? ... apakah ada seseorang yang
mengatakan sesuatu kepada Anda? ……. dan sekarang Anda mulai dapat merasakan tempat
itu lebih nyata lagi ... Anda bisa menyentuhnya ... dan menghirup segarnya
udara di sana .. dan merasakan perasaan di hati Anda ... tentang semua yang ada
di sekeliling Anda ... di tempat yang nyaman itu.
Sekarang, Anda
sedang memandang ke sekitar Anda ... dan di dalam diri Anda ada suatu perasaan
bahwa Anda terbawa, tertarik ke arah suatu jalan yang ajaib ... sebuah jalan
yang tiba-tiba saja terbentang di hadapan Anda ... dan menuju jauh ke depan ...
kemanakah jalan itu menuju? ... rasakan dan perhatikanlah ... apakah jalan itu
menuju ke atas?... apakah menuju ke puncak gunung? ... apakah jalan itu
membelah samudra? atau menuju luar angkasa? ....
apakah jalan itu
menuju ke taman bunga? ... atau menuju ke hutan? ... dan karena Anda merasa
dibawa berjalan atau terbang di atas jalan itu ... Anda memilih untuk terus
pergi mengikutinya ... sebab Anda yakin bahwa apa pun yang ada di sana ... akan
ada sesuatu yang begitu indah ... begitu luar biasa ... menantikan Anda di
ujung jalan ini .... karena di sanalah letaknya sebuah Tempat Kedamaian Anda
... di mana Anda sendirilah perancangnya ... Anda sendirilah yang membangun
tempat itu ... dan Anda adalah satu-satunya pemilik Tempat Kedamaian itu ... di
mana saat Anda datang ke Tempat Kedamaian itu ... Anda merasa tenang, rileks ...
dan semua stres Anda hilang seketika.
Nah, sekarang
Anda sedang membangun Tempat Kedamaian itu ... terbuat dari apakah ...
lantainya?... apakah lantai berupa rerumputan? ... atau kayu?... atau terbuat
dan awan atau lantainya terapung di udara?... atau terbuat dari apa pun bahan
yang Anda pilih ... tentukanlah sendiri dan buatlah sekarang juga ... dan
sekarang Anda
sedang membangun dindingnya ... dengan cara yang sama .... pilihlah
bahan-bahannya ... apakah tempat itu ada dindingnya? ... atau mungkin berupa
alam terbuka? ... apa pun itu pilihan bahannya bangunlah dindingnya ... dan
sekarang Anda sedang membangun atapnya dengan cara yang sama ... apakah
tempat itu
mempunyai atap?... atau bintang-bintang yang menjadi atapnya?... Atau atapnya
berupa rindangnya pepohonan?... atau kaca?.. marmer? atau kayu?... apa pun itu
teruskanlah bangunan Anda.... dan sekarang di dalam Tempat Kedamaian Anda, Anda
sedang memandang keluar ... mungkin Anda perlu membuat jendela ... buatlah
kalau memang Anda memerlukannya….. dan begitu Anda memandang keluar ...
lihatlah semua pemandangan indah ... yang bisa Anda lihat atau yang memang Anda
ingin melihatnya ... dari Tempat Kedamaian Anda ... jadikan sebagai tempat yang
Anda inginkan, buatlah sendiri, di sekitar Anda.
Sekarang, di
dalam ... Tempat Kedamaian Anda ... Anda mengatur dan menaruh semua
perlengkapan rumah yang Anda sukai.. apakah yang Anda pilih? Apakah ada sofa
favorit Anda, lukisan kesayangan Anda? Atau mungkin ada sesuatu yang sangat
spesial untuk Anda? Apa pun yang pilih bawalah masuk, hiasilah Tempat Kedamaian
Anda di hati Anda. Dan sekarang, di dalam Tempat Kedamaian Anda, Anda sedang
menaruh sebuah kursi ... apakah Anda duduk di kursi yang istimewa. Sebuah kursi
empuk dengan bahan yang halus lembut yang dapat memeluk tubuh Anda ketika Anda
duduk di atas, atau Anda lebih suka duduk di bawah, atau di lantai. Dimanapun
Anda duduk kursi ajaib ini, membawa begitu banyak keistimewaan untuk Anda. Setiap
kali Anda duduk Anda langsung merasa rileks ... dan semua stres Anda hilang
seketika...... dan Anda bisa melakukan apa punyang inginkan ... pada saat Anda
duduk di kursi ini..
Nah Sekarang
berdirilah, dan berjalanlah keluar meninggalkan rnelalui pintu masuk dari
Tempat Kedamaian ini Anda…. Dan sekarang, sambil berjalan keluar, Anda menoleh
ke belakang, dan merasa yakin bahwa Anda mengetahui bagaimana caranya masuk kembali
ke sana.
Sekarang Anda
kembali berjalan ke bawah melalui jalan ajaib menuju ke tempat semula dimana
Anda memulai perjalanan tadi, yaitu suatu tempat yang nyaman, tempat favorit
yang tadi Anda pilih sendiri... dan Anda segera bisa mengenali tempat ini kembali
... di tempat ini, apa saja yang ada di sekitar Anda ... apa sajakah yang bisa
Anda lihat, dengar dan Anda rasakan ...? Dan sekarang, dan tempat yang nyaman
itu, Anda akan kembali ke tempat Anda berada di ruang ini pada saat ini: pada hitungan
ke-5, Anda akan membuka mata Anda. Dan pada saat Anda membuka mata, Anda akan
merasa rileks, sehat dan segar, dan ... Anda akan mengetahui bahwa Anda akan
bisa kembali ke Tempat Kedamaian Anda setiap saat, di mana sewaktu Anda kembali
ke sana, Anda akan merasa rileks dan semua stres Anda akan hilang seketika ....
Nah, sekarang pada hitungan SATU, Anda mulai merasakan darah Anda mengalir di
jari-jari tangan dan kaki Anda .. pada hitungan DUA, Anda mulai menggerakkan
jari-jari tangan dan kaki Anda sedikit demi sedikit, dan TIGA Anda mulai bergerak
meregangkan tubuh Anda .... dan EMPAT Anda memutar-mutan leher Anda ... dan LIMA,
sekarang Anda
membuka mata
Anda, Anda sangat sadar, sehat dan merasa sangat segar, dan yakin bahwa Anda
bisa kembali ke Tempat Kedamaian Anda setiap saat.
8. Komunikasi Terapiutik
a.
Apa
itu komunikasi terapiutik?
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik
komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik
dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan
maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).
Adapun tujuan komunikasi terapeutik
adalah:
a) Membantu
pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan;
b) Mengurangi
keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan
kekuatan egonya;
c) Mempengaruhi
orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Fungsi
komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara tenaga
profesional dan pasien. Tenaga profesional berusaha mengungkap perasaan,
mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Prinsip-prinsip
komunikasi terapikutik adalah:
a) Klien
harus merupakan fokus utama dari interaksi
b) Tingkah
laku professional mengatur hubungan terapeutik
c) Membuka
diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik
d) Hubungan
sosial dengan klien harus dihindari
e) Kerahasiaan
klien harus dijaga
f)
Kompetensi intelektual harus dikaji
untuk menentukan pemahaman
g) Implementasi
intervensi berdasarkan teori
h) Memelihara
interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah
laku klien dan memberi nasihat
i)
Beri petunjuk klien untuk
menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
j)
Telusuri interaksi verbal klien melalui
statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik
tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
b.
Manfaat
komunikasi terapiutik
Manfaat
komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara
tenaga profesional dan pasien melalui hubungan tenaga profesional dan pasien.
Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
Adapun tujuan komunikasi
terapeutik (Indrawati, 2003 48) yaitu membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang
efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
diri sendiri.
Komunikasi
merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan
Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal, dan publik.
Menurut Potter dan Perry (1993),
Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada
tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi
verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol
yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan objek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk
menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk
berespon secara langsung.
c.
Teknik-teknik
komunikasi terapiutik
1) Jelas
dan ringkas
2) Komunikasi
yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang
digunakan makin kecil keniungkinan teijadinya kerancuan. Kejelasan dapat
dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
3) Penggunaan
contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami.
4) Ulang
bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.
5) Penerimaan
pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana.
Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara
sederhana.
6) Perbendaharaan
Kata (Mudah dipahami). Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan
tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan
dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien
dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari
informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada
mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih
baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
7) Arti
denotatif dan konotatif. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama
terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran,
perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan seseorang
harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi
klien.
8) Selaan
dan kesempatan berbicara. Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut
menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang
cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat
sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk
menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan
dan memahami arti kata.
9) Waktu
dan Relevansi. Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila
klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko
operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu
tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu,
perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula
komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan
dengan minat dan kebutuhan klien.
10) Humor.
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan
keberhasilan seseorang dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
Sullivan dan Deane (1988) dalam Purba (2006) melaporkan bahwa humor merangsang
produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat,
meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi
relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak
enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
0 komentar:
Posting Komentar