Seminar Psikologi Transpersonal

Seminar Psikologi Transpersonal.

Asesmen Pegawai

Asesmen Pegawai.

Proses Rekrutmen Karyawan

Proses Rekrutmen Karyawan.

Pelatihan Pembelajaran Bahasa Inggris Menggunakan Flash Card

Pelatihan Pembelajaran Bahasa Inggris Menggunakan Flash Card.

Pelatihan Psikologi Transpersonal Dalam Menjawab Realita Kehidupan

Pelatihan Psikologi Transpersonal Dalam Menjawab Realita Kehidupan.

Senin, 28 Oktober 2013

10 Kata “Jangan” Agar Cepat dapat Pacar

Opusss.. jangan lupa  dan  dulu sebelum komeng hehehehe
semoga bermanfaat, mari sisimak:

Hei.. kawan, saya ada 10 kata “Jangan” bagi kalian yang saat ini masih jomblo, janda apalagi duda, agar segera dapat lepas dari tittle jomblonya lho, nah ini dia :

#1.Jangan menunggu punya Pacar dulu baru tersenyum kawan, tapi tersenyumlah maka bahagiamu akan menarik cewek atau cowok mendekat untuk jadi pacarmu lho.

#2.Jangan menunggu punya Pacar dulu baru sedekah kawan, tapi coba deh bersedekah dengan niat yang ikhlas , agar keinginanmu untuk punya cewek atau cowok cepat terkabul lho.

#3.Jangan menunggu termotivasi baru bergerak mencari pasangan kawan, tapi bergerak dan bergerilyalah untuk mendapatkan pacar kawan, maka kamu pasti akan termotivasi dan senantiasa semangat untuk dapat cewek atau cowok bakal calon pacarmu lho.

#4.Jangan tunggu dirimu dipedulikan orang lain, baru kamu peduli kawan, tapi pedulilah pada orang lain lebih dulu, maka cewek atau cowok yang engkau pedulikan akhirnya bisa jadi pacarmu lho.

#5.Jangan menunggu orang lain memahamimu kawan, baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu kawan, maka cewek atau cowok gebetan yang engkau pahami ujung-ujungnya mau jadi pacarmu lho.

#6.Jangan tunggu terinspirasi dulu baru menulis puisi hatimu kawan, tapi buatlah puisi hatimu itu maka dijamin inspirasi akan hadir tuk’ luluhkan hatinya jadi pacarmu lho.

#7.Jangan menunggu musim pacaran tiba baru dirimu berusaha untuk mendapatkan pasangan kawan, tapi ciptakan musim pacaran sendiri kawan, maka cewek atau cowok dijamin akan menghampirimu bagai magnet lho.

#8.Jangan menunggu dicintai, baru dirimu mencintai kawan, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai cewek atau cowok gebetanmu lho.

#9.Jangan menunggu ada pasangan baru merasa hidupmu tenang kawan, tapi hiduplah dengan tenang dan percayalah setelah itu bukan sekedar pacar yang kau dapat mungkin banyak lagi rezeki lainnya lho.

#10.Jangan menunggu lama membagikan postingan ini kawan, agar engkau dan kawan yang lain dapat segera mendapat pasangan dalam waktu yang tidak beberapa lama …. Lebay.

PERUBAHAN HORMON TERHADAP STRESS


PERUBAHAN HORMON TERHADAP STRESS
Akmarawita Kadir
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
                ABSTRAK
                Berbagai rangsangan baik secara fisik, kimiawi, psikologis, maupun psikososial yang merupakan ancaman gangguan pada sistem homeostasis tubuh dapat memicu response stres. Berbagai stressor dapat menimbulkan berbagai respon spesifik yang khas untuk stressor tersebut, namun selain respon spesifik, semua stressor juga menimbulkan respon umum yang berefek sama apa pun jenis stressor nya.

HORMONES CHANGES TO STRESS
Akmarawita Kadir
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
Various stimuli both physical, chemical, psychological, or psychosocial disorders pose a threat to the homeostasis of the body system can trigger the stress response. Various stressors can cause a variety of specific responses to specific stressor, but in addition to specific responses, all stressors also cause a general response to the same effect whatever its type of stressor.

I.                   STRESOR                                                                      

            Dr. Hans selye adalah orang pertama yang mengenali kesamaan respon terhadap berbagai rangsangan yang mengganggu, yang ia sebut sebagai syndrome adaptasi umum (general adaptation syndrome / general stress syndrome). Jika tubuh bertemu dengan stressor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon untuk melaksanakan tindakan-tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan darurat. (Sherwood. 1996, Hole 1981)
            Faktor-faktor yang menyebabkan stres berasal dari rangsangan fisik, psikologis, atau dapat keduanya. Stres fisik disebabkan oleh exposure stressor yang berbahaya bagi jaringan tubuh misalnya terpapar pada keadaan dingin atau panas, penurunan konsentrasi oksigen, infeksi, luka / injuries,  latihan fisik yang berat dan lama, dll. Sedangkan pada stres psikologis misalnya pada perubahan kehidupan, hubungan sosial, perasaan marah, takut, depresi dll. (Hole. 1981)
           
II.        PERUBAHAN HORMON
            Respon umum / general adaptation syndrome dikendalikan oleh hipotalamus, hipotalamus menerima masukan mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon hipotalamus secara langsung mengaktifkan sistem saraf simpatis. Mengeluarkan  CRH untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol, dan memicu pengeluaran Vasopresin. Stimulasi simpatis pada gilirannya menyebabkan sekresi epinephrine, dimana keduanya memiliki efek sekresi terhadap insulin dan glucagon oleh pancreas. Selain itu vasokonstriksi arteriole di ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung memicu sekresi rennin dengan menurunkan aliran darah (konsumsi oksigen menurun)  ke ginjal. Renin kemudian mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron. Dengan cara ini, selama stres, hipotalamus mengintegrasikan berbagai respon baik dari sistem saraf simpatis maupun sistem endokrin. (Gambar 1) (Hole. 1981, Sherwood. 1996)


Reaksi normal pada seseorang yang sehat pada keadaan darurat, yang mengancam jiwanya, akan merangsang pengeluaran hormon adrenalin, yang menyebabkan meningkatnya denyut nadi, pernapasan, memperbaiki tonus otot dan rangsangan kesadaran yang kesemuanya akan meningkatkan kewaspadaan dan siap akan kecemasan dan antisipasi yang akan di hadapi, untuk kembali pada keadaan yang normal setelah suatu krisis yang dihadapinya. Walaupun kondisi ini akan dilanjutkan dengan keadaan stress yang siap akan terjadinya suatu kerusakan pada tubuh. Selanjutnya apabila suatu krisis terjadi dengan suatu kasus sangat ekstrem maka dapat menimbulkan suatu kepanikan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau cidera. (Reilly, 1985)
            Stress adalah suatu  psycho physiological
phenomenon, ini adalah kombinasi antara maksud pikiran dan gerak tubuh. Olahraga sangat dekat dengan terjadinya stress. Secara fisiologis, tubuh dapat menunjukkan 3 tahap (fase) ketika menghadapi stress yaitu alarm stage, resistance stage, dan exhaustion stage. Reaksi ini  oleh Dr. Hans Selye disebut sebagai GAS Theory (General Adaptation Syndrome).
Pada alarm stage, terjadi peningkatan sekresi pada glandula adrenalis, mempersiapkan tubuh melaksanakan respon fight or fight. Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas.        
Pada resistance stage, terjadi setelah alarm stage. Selama fase ini tubuh memperbaiki dirinya sendiri akibat sekresi adrenokortikal yang menurun.
            Pada exhaustion stage sudah mempengaruhi sistem organ, atau salah satu organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan terjadinya stress yang kronis. Stress kronis ini dapat mengganggu fungsi otak, saraf otonom, sistem endokrin, dan sistem immune yang kita sebut sebagai penyakit psikosomatis. (Arnheim, 1984; Sherwood. 1995, Guyton. 2000).

CATEKOLAMIN
            Respon saraf utama terhadap rangsangan stres adalah pengkatifan menyeluruh sistem saraf simpatis. Hipotalamus akan menolong untuk mempersiapkan tubuh untuk fight to fight akibat rangsangan stres. Hal ini menyebabkan : (Guyton. 2000, Hole. 1981)
1.      peningkatan tekanan arteri
2.      Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot, bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat.
3.      peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh.
4.      peningkatan konsentrasi glukosa darah.
5.      peningkatan proses glikolisis di hati dan otot
6.      peningkatan kekuatan otot
7.      peningkatan aktivitas mental
8.      peningkatan kecepatan koagulasi darah.

Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas. (Sherwood. 1995, Guyton. 2000)
            Perangsangan saraf simpatis yang menuju medulla adrenalis menyebabkan pelepasan sejumlah besar epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah sirkulasi, dan kedua hormon ini kemudian dibawa dalam darah ke semua jaringan tubuh. Secara simultan, sistem simpatis memanggil kekuatan-kekuatan hormonal dalam bentuk pengeluaran besar-besaran epinephrine dari medulla adrenal. Epinephrine memperkuat respon simpatis dan mencapai tempat-tempat yang tidak dicapai oleh sistem simpatis untuk melaksanakan  fungsi tambahan, misalnya memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak. (Guyton. 2000, Sherwood. 1996)

             KORTISOL
            Selain epinephrine, sejumlah hormon terlibat dalam General Stress Syndrome ( Tabel 1). Respon hormon yang predominan adalah pengkatifan sistem CRH-ACTH-KORTISOL. Peran kortisol dalam membantu tubuh mengatasi stress, diperkirakan berkaitan dengan efek metabolik nya. Kortisol mempunyai efek metabolik yaitu meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan menggunakan simpanan protein dan lemak. Suatu anggapan yang logis adalah bahwa peningkatan simpanan glukosa, asam amino, dan asam lemak tersedia untuk digunakan bila diperlukan, misalnya dalam keadaan stress. (Guyton. 2000, Sherwood 1996).


TABEL 1
HORMON
PERUBAHAN
TUJUAN
Epinephrine
Meningkat
Memperkuat sistem saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh “fight to fight”

Memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak; meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah

CRH-ACTH-KORTISOL
Meningkat
Memobilisasi simpanan energi untuk digunakan jika diperlukan, meningkatkan glukosa, asam amino, dan asam lemak darah.

ACTH mempermudah proses belajar dan perilaku
Glukagon &
Insulin
Meningkat
Menurun
Bekerja bersama untuk meningkatkan glukosa darah
Aldosteron
Meningkat
Menahan Na + H2O untuk meningkatkan volume plasma, membantu mempertahankan tekanan darah, jika terjadi pengeluaran akut plasma.
ADH
Meningkat
Vasopresin dan Angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriol untuk meningkatkan tekanan darah

Vasopresin membantu proses belajar
Oksitosin
Meningkat
Stress Induced Tachycardia à menghambat respon takikardia pada stress akut. 
Growth Hormon

Meningkat

Perubahan hormon utama selama respon stres (Sherwood. 1995, Braga. 2000, Higa. 2002)
           


ACTH mungkin berperan dalam mengatasi stres, karena ACTH adalah salah satu dari peptide yang mempermudah proses belajar dan perilaku, masuk akal jika peningkatan ACTH selama stres psikososial membantu tubuh agar lebih siap menghadapi stresor serupa di masa mendatang dengan perilaku yang sesuai. (Sherwood. 1995)
            Kortisol juga berperan dalam kronik stress, di katakan bahwa akut stress berbeda dengan kronik stress,  fight to fight merupakan respon dari akut stres sedangkan peningkatan adrenal kortisol merupakan respon dari kronik stress, jadi adanya peningkatan kadar kortisol merupakan indikator yang baik bagi seseorang yang mengalami kronik stres atau stres yang berulang-ulang. Akibat kronik stress menyebabkan penekanan sistem immune tubuh sebagai akibat efek dari kortisol. (Gambar.3) (Silverthorne. 2001).
            GLUKAGON – INSULIN
            Respon-respon hormonal lain di luar kortisol juga berperan dalam keseluruhan respon metabolik terhadap stres. Sistem saraf simpatis dan epinephrine yang dikeluarkan menyebabkan hambatan pada insulin dan merangsang Glukagon. Perubahan-perubahan hormonal ini bekerja sama untuk meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah. Epinephrine dan Glukagon, yang kadarnya meningkat selama stres, meningkatkan glycogenolysis dan (bersama kortisol) glukoneogenesis di hati. (gambar 2). Namun insulin yang sekresi nya tertekan selama stres mempunyai efek yang berlawanan terhadap glycogenolysis di hati. Stimulus utama untuk sekresi insulin adalah peningkatan glukosa darah, sebaliknya efek utama insulin adalah menurunkan kadar glukosa darah. Apabila  insulin tidak dengan sengaja dihambat selama respon stres, hiperglikemia yang ditimbulkan oleh stres akan merangsang sekresi insulin untuk menurunkan kadar glukosa. Akibatnya peningkatan kadar glukosa darah tidak dapat dipertahankan. Respon-respon hormonal yang berkaitan dengan stres juga mendorong pengeluaran asam-asam lemak dari simpanan lemak, karena epinephrine glucagon dan kortisol meningkatkan lipolisis, sedangkan insulin menghambat nya.(Sherwood. 1996)
             ALDOSTERON, VASOPRESIN (ADH), &  OKSITOSIN
            Selama stres selain terjadi perubahan-perubahan hormon yang memobilisasi simpanan energi, hormon-hormon lain secara bersamaan juga diaktifkan untuk mempertahankan volume dan tekanan darah selama keadaan darurat. Sistem simpatis dan epinephrine berperan penting dengan langsung bekerja pada jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan fungsi sirkulasi. Selain itu sistem rennin-angiotensin- aldosteron juga diaktifkan sebagai akibat dari penurunan aliran darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis. Sekresi aldosteron juga disebabkan oleh rangsangan dari angiotensin II dan peningkatan K+ plasma, dan rangsangan dari ACTH walaupun lemah. (Gambar.4 dan 5) (Sherwood.1996, Baron, 2003)
Sekresi Vasopresin juga meningkat selama keadaan stres. Secara keseluruhan hormon-hormon ini meningkatkan volume plasma dengan efek retensi Na dan H2O. Diperkirakan peningkatan volume plasma ini merupakan tindakan pencegahan untuk membantu mempertahankan tekanan darah sekiranya terjadi pengeluaran akut cairan plasma melalui perdarahan atau keringat berlebihan selama masa darurat tersebut. Vasopresin dan angiotensin juga memiliki efek vasopressor langsung yang akan bermanfaat untuk mempertahankan tekanan darah apabila terjadi pengeluaran akut darah. Vasopresin juga diperkirakan mempermudah proses belajar, yang berdampak pada adaptasi terhadap stres di masa mendatang.(Gambar 5) (Sherwood. 1996) 
Oksitosin dikatakan mempunyai efek Stress Induced Tachycardia, melalui n. vagus menyebabkan bradikardia, yaitu menghambat respon tachycardia  akibat stress physic (exercise). Sehingga Vasopresin dan Oksitosin diduga bertugas mengontrol denyut nadi pada saat stres physic. (Braga. 2000, Higa. 2002)

 
GROWTH HORMONE (GH)
            GH adalah hormon yang di sekresi oleh hipofisis anterior, GH ini mempunyai efek merangsang pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, dan mempunyai efek metabolik yaitu meningkatkan hampir semua ambilan asam amino dan sintesis protein oleh sel, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya dan menghemat karbohidrat. (Guyton. 2000) 
Dikatakan bahwa kadar GH akan meningkat pada keadaan stres, latihan fisik, tidur. (Gambar. 6 dan 7)

 
III.       PERUBAHAN HORMON OLEH STRES PSIKOLGIS KRONIS YANG DAPAT MERUGIKAN
Akselerasi aktivitas kardiovaskuler dan pernapasan, retensi garam dan H2O, serta mobilisasi bahan bakar metabolik dan bahan-bahan pembangun dapat bermanfaat sebagai respon terhadap stres fisik, misalnya kompetisi olahraga atletik. Ternyata  sebagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari adalah stres psikologis, meskipun stresor tersebut memicu respon yang sama. Apabila tidak diperlukan energi tambahan, tidak ada kerusakan jaringan, dan tidak ada pengeluaran darah, penguraian cadangan energi tubuh dan retensi cairan merupakan tindakan yang sia-sia, mungkin merugikan bagi individu yang mengalami stres. Akibat respon stres yang tidak digunakan mungkinkah hipertensi disebabkan oleh vasokonstriksi simpatis yang berlebihan? Mungkinkah peningkatan kortisol yang ringan namun kronik, seperti stres psikologis yang berkepanjangan, menimbulkan hal yang sama. Ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. (Sherwood. 1996)

IV.       RANGKUMAN

1.      Berbagai stressor dapat menimbulkan berbagai respon spesifik yang khas untuk stressor tersebut, namun selain respon spesifik, semua stressor juga menimbulkan respon umum yang berefek sama apa pun jenis stressor nya.

2.      Respon umum / general adaptation syndrome dikendalikan oleh hipotalamus.

3.      Perubahan-perubahan hormon yang terjadi dalam keadaan stres adalah :
          a. Peningkatan epinephrine
          b.  Peningkatan ACTH dan Kortisol
          c. Peningkatan glucagon dan penurunan insulin
          d.   eningkatan aldosteron
          e. Peningkatan ADA/Vasopresin
          f. Peningkatan kadar Oksitosin
         g. Peningkatan kadar Growth Hormon
 4. Ternyata  sebagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari adalah stres psikologis, meskipun stresor tersebut memicu respon yang sama.
 5. Jika tubuh bertemu dengan stressor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon untuk melaksanakan tindakan-tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan darurat,

V.                 DAFTAR PUSTAKA

Arnheim D.D, 1984. Modern principles of athletic training. 7th ed. USA : Mosby college publishing, p. 139, 178, 179
Baron W.F., Boulpep E.L. 2003. Medical Physiology. Philadelphia. Sounders.

Braga DC, Mori E, Higa KT.2000. Central Oxytocin modulates exercise-induced Tachycardia. AJP – Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, Vol.278, Issue 6. June 2000.

Greenspan F.S., Baxter J.D. 1994. Basic and Clinical Endocrinology, 4th. Ed.  San Francisco.  Prentice Hall

Guyton A.C. 2000. Text Book of Medical Physiology, 10th. Ed. USA. W.B. Saunders Co.

Higa K, Mori E, Viana FF.2002. Baroreflex Control of Heart rate by oxytocin in the Solitary-vagal complex. AJP – Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, Vol.278, Issue 2. February 2002

Hole J.W. 1981. Human Anatomy and Physiology, 2th. Ed. Dubuque-Lowa. WCB.

Reilly, 1985. Sports fitness and sports injuries. London : Faber and faber limited, p.25-26, 46.
Sherwood L. 1996. Human Physiology : from Cells to Systems ,2th. Ed. Virginia. Thomson Publishing, Inc.

Spence A.P., Mason E.B. 1983. Human Anatomy and Physiology, 2th. Ed. California. The Benjamin / Cummings Publishing Company, Inc.

Silverthorne. 2001. Human Physiology an Inntegrated Approach, 2th. Ed. San Francisco. Pearson Education, Inc.




Tips Trik Irit Hemat Pulsa SMS, Internet, dan Telpon dengan Kartu Three

Tarif Perdana Three yang diaktifkan mulai bulan Oktober 2012 mengikuti
tarif NEWJANET / Tarif Flat yang cukup mahal bila kita ingin menelpon
sesama Three. Yakni 75/menit +PPN atau 83/menit termasuk PPN. (Saat ini
ditulis, Saya belum berlangganan Always On.)

Sehubungan saya dulu adalah pengguna Three yang menggunakan tarif 555,
yang notabene setiap hari dapat 500 menit gratis telpon sesama Three,
maka saya rasakan tarif itu mahal untuk nomor baru Three saya yang
langsung mengikuti tarif flat saat pertama kali diaktifkan.

Apa akalnya? Trik tetap dapat tarif murah Tri untuk nelpon sesama Tri
adalah :

Perdana NEW JANET saya saya registrasikan paket telpon sesama Tri yang
murah dan terjangkau kantong saya. Yakni registrasi paket telpon sesama
Three.
Saya pakai yang :

MAU<spasi>PUASBULAN60
kirim ke 123

Balasan SMS yang saya terima adalah:

    /Selamat anda sudah dapat menikmati nelpon gratis 60 menit per hari
    ke semua Tri, berlaku hingga 30 hari. Untuk berhenti kirim
    STOP<spasi>PUASBULAN60 . Info  :200/


Murahnya dimana?
Ini perhitungannya:
Tarif PUASBULAN60 adalah : Rp. 13200/bulan (sudah termasuk PPN ) dapat
bebas telpon sesama Three sepanjang satu jam per harinya.

13200:(60x30) = 7,3

Jadi per menitnya sama dengan kena biaya Rp. 7,3,- untuk telpon sesama
Three.
Lebih murah daripada tarif flat baru yang besarnya Rp. 83/menit. Hemat
91% !!
Memang ada tarif telpon sesama Three yang lebih murah lagi seperti skema
di bawah ini, namun biaya Rp 13200,- per bulan lah yang masih terjangkau
kantong saya. Kalau dihitung-hitung ya Rp. 440,- per hari
*_seakan-akan_* kita dipotong otomatis oleh Three.


Bila dibandingkan dengan Tarif Always On + Nelpon Sesama Tri ++ , jelas
masih murah paket PUAS PUAS ini. Nelpon ++ tarif termurahnya adalah Rp.
30/menit ke sesama Three (Rp 30.000/1000menit) .

Jika pola penggunaan telpon ke sesama Three anda rata-rata sehari kurang
dari 15 menit, saya sarankan anda menggunakan paket Nelpon Sesama Tri
++, karena kuota anda hanya akan dipotong sebesar jumlah menit yang anda
gunakan setiap harinya (Rp. 450,- untuk 15 menit nelpon ke sesama Tri).
Sedangkan bila anda rela dipotong Rp.440,- per harinya karena
menggunakan atau tidak menggunakan telpon ke sesama Three selama
maksimal 60 menit per harinya ... maka pilihlah paket nelpon sesama
Three yang PUASBULAN60.

Untuk berhenti berlangganan paket sms PUASBULAN60, kirim sms ke 123
berisi : STOP PUASBULAN60


*_Tarif Murah Buat yang suka telpon ke sesama TRI_*

kirim SMS ke 123 dan ketik:

MAU PUASBULAN
(66rb/bulan, bebas tlp 24jam)

MAU PUASBULAN500
(33rb/bln, bebas tlp 500menit/hari)

MAU PUASBULAN60
(13200/bln, bebas tlp 60menit/hari)

masa berlaku selama 30hari.
Otomatis diperpanjang / dipotong dari pulsa reguler Three anda !!!

jadwal-sholat