GANGGUAN CEMAS*
PENGANTAR
·
DEFINISI KECEMASAN
“Kecemasan adalah respon terhadap
situasi tertentu yang mengancam” (Kaplan dkk, 1993)
à respon normal dalam:
-
menyertai perkembangan
-
perubahan
-
pengalaman yang baru/ situasi yang belum pernah dialami
-
menemukan identitas diri
·
FUNGSI KECEMASAN
Membantu individu bersiaga –
pencegahan terhadap bahaya, memperkecil dampak bahaya.
·
TIPE KECEMASAN
1.
Facilitating Anxiety - meningkatkan
performa
2.
Debilitating Anxiety – mengganggu,
berlebihan
·
KARAKTERISTIK KECEMASAN
Menurut Davison & Neale (2001):
-
perasaan takut dan kehati-hatian/ kewaspadaan yang
tidak jelas & tidak menyenangkan
-
gejala fisik penyerta, a.l: sakit kepala, jantung
berdebar cepat, dada sesak, sakit perut, gelisah
·
BEDA: TAKUT & KECEMASAN à
sebagai reaksi emosi akan adanya bahaya
Takut –
ancamannya nyata & jelas, berasal dari lingkungan, tidak menimbulkan
konflik.
Kecemasan
– bahaya berasal dari diri sendiri, tidak jelas, menyebabkan konflik internal.
·
NEUROSIS
-
William Cullen (1769): perilaku neurotik
berkaitan dengan kecemasan yang tidak realistik akibat adanya gangguan pada
sistem saraf/ malfungsi neurologis.
-
Freud: gangguan cemas & gangguan
non-psikotik lainnya dipengaruhi oleh adanya konflik psikologis (internal).
-
DSM III (dalam Kaplan dkk, 1994): Neurosis adalah
gangguan mental dengan bentuk gangguan utamanya muncul dalam simtom/ sekumpulan
simtom yang mengganggu individu & dianggap sebagai sesuatu yang asing &
tidak menyenangkan bagi penderitanya (ego distonik)
GANGGUAN CEMAS (Anxiety
Disorder)
-
Berbeda dengan kecemasan baik intensitas, durasi,
maupun dampak bagi penderitanya.
-
Dalam DSM IV, terbagi dalam:
1. FOBIA
2. GANGGUAN
PANIK
3. GENERALIZED
ANXIETY DISORDER (GAD)
4. GANGGUAN
OBSESIF-KOMPULSIF
5. GANGGUAN
STRES PASCATRAUMA (POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER)
-
Perlu diperhatikan seringnya komorbiditas dengan
gangguan lain karena simtomnya tidak spesifik.
·
F O B I A
-
“Phobos” à nama Dewa Yunani yang paling ditakuti
-
Definisi: Ketakutan irasional yang menimbulkan
upaya menghindar (secara sadar) dari objek, aktivitas/ situasi yang ditakutinya
tersebut (Kaplan dkk, 1994).
-
Karakteristik:
a.menimbulkan
stres pada penderita
b.sifatnya
berlebihan
c.mengganggu
kemampuan individu/ performa
Jenisnya:
1.
Fobia Spesifik – simple phobia
·
Definisi: ketakutan yang tidak
diinginkan karena kehadiran/ antisipasi
terhadap objek/ situasi yang spesifik (Davison & Neale,2001)
·
Penggolongannya:
a.
Tipe fobia binatang (hewan berbulu lebat,
anjing, ular, tikus)
b.
Tipe lingkungan alam (kilat, air,
ketinggian)
c.
Tipe fobia terhadap darah, luka, suntikan
d.
Tipe situasional (dalam pesawat, lift,
tempat sempit)
e.
Tipe lainnya (mis: kostum badut)
·
Variasinya juga dipengaruhi faktor budaya,
misal:- ”Pa-leng” di Cina
- “Tai-jin kyofu-sho” di Jepang
2.
Fobia Sosial
·
Definisi: merupakan ketakutan yang tidak
rasional & menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran individu lain –
menghindari situasi dikritik/ dievaluasi, terhina/dipermalukan, atau
menunjukkan tanda-tanda kecemasan/menampilkan perilaku lain yang memalukan.
·
Onset: biasanya pada masa remaja
·
Dapat lebih spesifik atau lebih general (sulit
dibedakan dengan gangguan kepribadian menghindar/avoidant).
- ETIOLOGI
1.
Teori Psikoanalisa
*Fungsi
utama kecemasan: memberi tanda ego bahwa dorongan terlarang yang berasal dari
ketidaksadaran akan muncul ke kesadaran
*Reaksi
fobia à
defens melawan kecemasan yang dipindahkan secara simbolik dipindahkan ke
objek/situasi lain.
2.
Teori Belajar
*Avoidance-conditioning
*Modeling
*Defisit
dalam ketrampilan sosial
3.
Teori Kognitif
*Kecemasan berhubungan dengan
kecenderungan untuk lebih memperhatikan stimulus negatif, menginterpretasikan
informasi yang ambigu sebagai ancaman, & percaya akan terulangnya peristiwa
yang tidak menyenangkan.
4.
Teori Biologi
*Labilitas
otonom yang ditentukan secara genetik
*Faktor
keturunan (64% penderita fobia darah & injeksi memiliki keluarga yang
mengalami fobia yang sama)
à
tetap bukan penyebab utama.
- PENANGANAN
1. Pendekatan Psikoanalisa
*asosiasi bebas & analisis mimpi
*menghadapi fobianya
2. Pendekatan Behavioral
*Desensitisasi Sistematis & relaksasi
(kecuali pada fobia darah & injeksi)
*Mengajarkan ketrampilan sosial – bermain peran & pengulangan
interaksi sosial
*flooding
*metode
shaping – successive approximation
3. Pendekatan Kognitif
*Fobia
sosial—persuasif untuk mengubah persepsi tentang orang lain & mengurangi
ketergantungan pada persetujuan orang lain à memunculkan perasaan
berharga penderita
*Kombinasi
dengan pelatihan ketrampilan sosial (Beck & Ellis, dlm Davison & Neale
2001).
4.
Pendekatan Biologis
Obat-obatan sedatif, tranquilizer,
anxiolytics à anti depresan à mengurangi kecemasan.
·
GANGGUAN PANIK
-
Karakteristisk: adanya serangan panik (panic
attack) yang spontan & tidak terduga
-
Panic Attack: kecemasan/ ketakutan
yang sangat intens dalam waktu yang relatif singkat (biasanya kurang dari 1
jam) dan disertai dengan simtom somatik
-
Terjadi secara variatif dengan situasi yang
variatif juga, adapun situasi pemicu serangan panik dibagi menjadi 3 macam:
a.
cued panic attack
b.
situationally predisposed panic attack
c. uncued panic attack
-
Simtom: sulit bernafas, jantung berdebar
keras, mual, rasa sakit di dada, pening, keringat dingin, gemetar, kekhawatiran
yang sangat intens, merasa diteror, depersonalisasi, derealisasi (Davison &
Neale, 2001).
-
Onset: masa remaja – situasi penuh stres.
-
Seringkali disertai dengan Agoraphobia
(ketakutan untuk berada di tengah-tengah tempat umum & tidak dapat keluar/
menemukan bantuan saat terserang panik) – bisa tanpa serangan panik.
-
ETIOLOGI & PENANGANAN
1.
Teori Biologis
*karena penyakit
tertentu à
sensasi fisik
*keturunan
*aktivitas
berlebih sistem noradrenergik
n
penanganan: antidepresan & anxiolytics
secara terus-menerus
n
Penanganan: gabungan 3 terapi
1.
pelatihan relaksasi
2.
kombinasi intervensi kognitf-behavioral
3.
pengenalan tanda-tanda internal yang memicu panik.
·
GENERALIZED ANXIETY DISORDER
(GAD)
-
Definisi: kekhawatiran yang berlebihan &
bersifat pervasif, disertai dengan simtom somatik, yang menyebabkan gangguan
signifikan dalam kehidupan sosial/
pekerjaan/ menimbulkan stres yang nyata pada penderita (Davison &
Neale, 2001).
-
Karakteristik: cemas terus-menerus, sampai
hal-hal kecil.
-
Hanya 18% yang dapat sembuh total
-
ETIOLOGI & PENANGANAN:
1.
Pandangan Psikoanalisa
*Konflik antara id-ego, dibawah sadar à sering cemas tanpa sebab
*penanganan:
membantu penderita menghadapi konflik yang sebenarnya.
2.
Pandangan Kognitif-Behavioral
*Mempersepsikan
situasi yang mengancam sebagai sesuatu yang tidak dapa penderita kontrol/ di
luar kontrol mereka.
*Penanganan:
-menjelaskan mengenai kecemasan yang mereka alami
-
pelatihan relaksasi
-
pelatihan ketrampilan tertentu yang berhubungan à
rasa lebih kompeten
·
GANGGUAN
OBSESIF-KOMPULSIF
-
Definisi: Gangguan cemas, dimana pikiran penderita
dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol sehingga
penderita dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang yang
menimbulkan stres & mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari (Davison &
Neale, 2001).
-
Onset: dewasa muda à Laki-laki, lebih awal
(berhubungan
dengan kompulsi memeriksa)
Perempuan, lebih akhir
(prevalensi perempuan lebih banyak dari laki-laki untuk kompulsi membersihkan).
è Adanya peristiwa yang memicu stres berat.
-
Obsesi: pemikiran,ide/sensasi yang muncul secara
berulang (Kaplan, 1994)
Kemunculannya tidak dapat
dicegah, dirasa tidak rasional, tetapi tidak dapat dikendalikan (Davison &
Neale, 2001).
è +
kecemasan.
-
Kompulsi: perilaku/ tindakan mental berulang,
dimana individu merasa didorong untuk menampilkannya guna mengurangi stres
(Davison & Neale, 2001).
è -
kecemasan.
Contoh :
1.
Ritual
membersihkan/ keteraturan
2.
Menghindari
objek tertentu
3.
Kegiatan
praktis repetitif, aneh
4.
Ritual
memeriksa berulang-ulang
5.
Makan
dengan perlahan-lahan.
-
ETIOLOGI
& PENANGANAN
a.
Pandangan
Psikoanalisa
Freud: daya instinktif (seks & agresivitas)
yang tidak berada di bawah kendali individu – toilet training kurang, sehingga
mengalami fiksasi masa anal – isolasi, undoing, reaksi formasi.
Adler: akibat merasa tidak kompeten.
Penanganan: mengurangi represi & menghadapi
kecemasannya.
è Kurang efektif – objek cemas tidak disadari
b.
Pandangan
Kognitif & Behavioral
·
Perilaku
yang dipelajari & diperkuat dengan
berkurangnya rasa takut
·
Defisit
ingatan à kompulsi memeriksa
·
Kesulitan
mengabaikan stimulus à obsesif
Penanganan:
1.
Exposure & response prevention
(menghadapi sumber/ situasi
yang menimbulkan kompulsi, menahan diri – cemas – teratasi)
2.
Rational-emotive behavioral therapy
(dengan membantu mengubah
pemikiran negatif & menguji pikiran negatif tersebut bila tidak melakukan
“ritualnya”).
a.
Pandangan
Biologis
Keterlibatan neurotransmitter
di otak (terutama serotonin).
Penanganan: obat-obatan yang
meningkatkan serotonin.
·
GANGGUAN
STRES PASCATRAUMA (POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER)
-
Respon
ekstrem terhadap stresor berat, seperti: peristiwa traumatik (1-3% populasi
umum), sehingga mengalami gangguan serius dalam fungsi kehidupannya.
-
Definisi: sekelompok simtom (sindroma) yang muncul
setelah individu mengalami/ menyaksikan peristiwa traumatik (di luar batas
pengalaman individu)yang melibatkan ancaman kematian/ luka parah/ ancaman
integritas diri/ orang lain à memunculkan kengerian/ ketakutan yang
intens & rasa tidak berdaya.
-
Simtom (DSM IV, dalam Kaplan dkk,1994):
1.
Mengalami
kembali peristiwa traumatik secara persisten dengan cara-cara: mengingat kembali
secara berulang & mengganggu (anak-permainan repetitif), mimpi buruk
berulang, atau masih merasa peristiwa tersebut masih terjadi.
2.
Ada
upaya menghindar yang menetap untuk mengingat s.d terjadi penumpulan respon
terhadap stimulus tersebut.
3.
Meningkatkan
aktivitas secara persisten, a.l: tidak bisa tidur, mudah meledak-marah, sulit
konsentrasi, kewaspadaan tinggi (hypervigilance),
respon terkejut berlebihan.
-
Durasi:
1 bulan setelah peristiwa traumatik
(2 hari-4 minggu: Acute Stress Disorder).
-
ETIOLOGI
& PENANGANAN
Adanya stresor – penilaian subjektif individu
tentang tingkat keparahan peristiwa traumatik tersebut & respon
subjektifnya.
-
FAKTOR
RESIKO:
a.
Persepsi
adanya ancaman
b.
Sejarah
gangguan PTSD dalam keluarga
c.
Pengalaman
sebelumnya yang negatif dalam menghadapi trauma
d.
Gangguan
yang dialami sebelumnya (depresi, gangguan cemas).
e.
Keparahan
peristiwa traumatik
f.
Merasa
bersalah
g.
Coping
– emotional focused coping.
-
PENANGANAN:
1.
Pemberian
crisis intervention (informasi s.d
dukungan psikososial)
2.
Exposure therapy
3.
Obat:
transquilizer & antidepresan
4.
Terapi
kelompok à dukungan emosional.
0 komentar:
Posting Komentar