Kamis, 28 April 2016

Gangguan Cemas

GANGGUAN CEMAS*

PENGANTAR
·         DEFINISI KECEMASAN
“Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam” (Kaplan dkk, 1993)
à respon normal dalam:
-               menyertai perkembangan
-               perubahan
-               pengalaman yang baru/ situasi yang belum pernah dialami
-               menemukan identitas diri

·         FUNGSI KECEMASAN
Membantu individu bersiaga – pencegahan terhadap bahaya, memperkecil dampak bahaya.

·         TIPE KECEMASAN
1.                  Facilitating Anxiety - meningkatkan performa
2.                  Debilitating Anxiety – mengganggu, berlebihan
·         KARAKTERISTIK KECEMASAN
Menurut Davison & Neale (2001):
-               perasaan takut dan kehati-hatian/ kewaspadaan yang tidak jelas & tidak menyenangkan
-               gejala fisik penyerta, a.l: sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada sesak, sakit perut, gelisah

·         BEDA: TAKUT & KECEMASAN à sebagai reaksi emosi akan adanya bahaya
Takut – ancamannya nyata & jelas, berasal dari lingkungan, tidak menimbulkan konflik.
Kecemasan – bahaya berasal dari diri sendiri, tidak jelas, menyebabkan konflik internal.

·         NEUROSIS
-               William Cullen (1769): perilaku neurotik berkaitan dengan kecemasan yang tidak realistik akibat adanya gangguan pada sistem saraf/ malfungsi neurologis.
-               Freud: gangguan cemas & gangguan non-psikotik lainnya dipengaruhi oleh adanya konflik psikologis (internal).
-               DSM III (dalam Kaplan dkk, 1994): Neurosis adalah gangguan mental dengan bentuk gangguan utamanya muncul dalam simtom/ sekumpulan simtom yang mengganggu individu & dianggap sebagai sesuatu yang asing & tidak menyenangkan bagi penderitanya (ego distonik)

GANGGUAN CEMAS (Anxiety Disorder)
-               Berbeda dengan kecemasan baik intensitas, durasi, maupun dampak bagi penderitanya.
-               Dalam DSM IV, terbagi dalam:
1.      FOBIA
2.      GANGGUAN PANIK
3.      GENERALIZED ANXIETY DISORDER (GAD)
4.      GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
5.      GANGGUAN STRES PASCATRAUMA (POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER)

-               Perlu diperhatikan seringnya komorbiditas dengan gangguan lain karena simtomnya tidak spesifik.

·         F O B I A
-               “Phobos” à nama Dewa Yunani yang paling ditakuti
-               Definisi: Ketakutan irasional yang menimbulkan upaya menghindar (secara sadar) dari objek, aktivitas/ situasi yang ditakutinya tersebut (Kaplan dkk, 1994).
-               Karakteristik:
a.menimbulkan stres pada penderita
b.sifatnya berlebihan
c.mengganggu kemampuan individu/ performa




  Jenisnya:
1.      Fobia Spesifik – simple phobia
·                   Definisi: ketakutan yang tidak diinginkan  karena kehadiran/ antisipasi terhadap objek/ situasi yang spesifik (Davison & Neale,2001)
·                   Penggolongannya:
a.                   Tipe fobia binatang (hewan berbulu lebat, anjing, ular, tikus)
b.                  Tipe lingkungan alam (kilat, air, ketinggian)
c.                   Tipe fobia terhadap darah, luka, suntikan
d.                  Tipe situasional (dalam pesawat, lift, tempat sempit)
e.                   Tipe lainnya (mis: kostum badut)
·                   Variasinya juga dipengaruhi faktor budaya, misal:- ”Pa-leng” di Cina
         - “Tai-jin kyofu-sho” di Jepang

2. Fobia Sosial
·                     Definisi: merupakan ketakutan yang tidak rasional & menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran individu lain – menghindari situasi dikritik/ dievaluasi, terhina/dipermalukan, atau menunjukkan tanda-tanda kecemasan/menampilkan perilaku lain yang memalukan.
·                     Onset: biasanya pada masa remaja
·                     Dapat lebih spesifik atau lebih general (sulit dibedakan dengan gangguan kepribadian menghindar/avoidant).

  - ETIOLOGI
1.                  Teori Psikoanalisa
*Fungsi utama kecemasan: memberi tanda ego bahwa dorongan terlarang yang berasal dari ketidaksadaran akan muncul ke kesadaran
*Reaksi fobia à defens melawan kecemasan yang dipindahkan secara simbolik dipindahkan ke objek/situasi lain.
2.                  Teori Belajar
*Avoidance-conditioning
*Modeling
*Defisit dalam ketrampilan sosial
3.                  Teori Kognitif
*Kecemasan berhubungan dengan kecenderungan untuk lebih memperhatikan stimulus negatif, menginterpretasikan informasi yang ambigu sebagai ancaman, & percaya akan terulangnya peristiwa yang tidak menyenangkan.
4.                  Teori Biologi
*Labilitas otonom yang ditentukan secara  genetik
*Faktor keturunan (64% penderita fobia darah & injeksi memiliki keluarga yang mengalami fobia yang sama)
à tetap bukan penyebab utama.

  - PENANGANAN
               1. Pendekatan Psikoanalisa
        *asosiasi bebas & analisis mimpi
                         *menghadapi fobianya
     2. Pendekatan Behavioral
                         *Desensitisasi Sistematis & relaksasi (kecuali pada fobia darah & injeksi)
         *Mengajarkan ketrampilan sosial – bermain peran & pengulangan interaksi sosial
                              *flooding
         *metode shapingsuccessive approximation
     3. Pendekatan Kognitif
        *Fobia sosial—persuasif untuk mengubah persepsi tentang orang lain & mengurangi ketergantungan pada persetujuan orang lain à memunculkan perasaan berharga penderita
                           *Kombinasi dengan pelatihan ketrampilan sosial (Beck & Ellis, dlm Davison & Neale 2001).
     4. Pendekatan Biologis
        Obat-obatan sedatif, tranquilizer, anxiolytics à anti depresan à mengurangi kecemasan.
     
·         GANGGUAN PANIK
-               Karakteristisk: adanya serangan panik (panic attack) yang spontan & tidak terduga
-               Panic Attack: kecemasan/ ketakutan yang sangat intens dalam waktu yang relatif singkat (biasanya kurang dari 1 jam) dan disertai dengan simtom somatik
-               Terjadi secara variatif dengan situasi yang variatif juga, adapun situasi pemicu serangan panik dibagi menjadi 3 macam:
a.                  cued panic attack
b.                  situationally predisposed panic attack
c.  uncued panic attack
-               Simtom: sulit bernafas, jantung berdebar keras, mual, rasa sakit di dada, pening, keringat dingin, gemetar, kekhawatiran yang sangat intens, merasa diteror, depersonalisasi, derealisasi (Davison & Neale, 2001).
-               Onset: masa remaja – situasi penuh stres.
-               Seringkali disertai dengan Agoraphobia (ketakutan untuk berada di tengah-tengah tempat umum & tidak dapat keluar/ menemukan bantuan saat terserang panik) – bisa tanpa serangan panik.
-               ETIOLOGI & PENANGANAN
1.                  Teori Biologis
*karena penyakit tertentu à sensasi fisik
*keturunan
*aktivitas berlebih sistem noradrenergik

n   penanganan: antidepresan & anxiolytics secara terus-menerus

n   Penanganan: gabungan 3 terapi
1.                  pelatihan relaksasi
2.                  kombinasi intervensi kognitf-behavioral
3.                  pengenalan tanda-tanda internal yang memicu panik.
  
·         GENERALIZED ANXIETY DISORDER (GAD)
-               Definisi: kekhawatiran yang berlebihan & bersifat pervasif, disertai dengan simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial/  pekerjaan/ menimbulkan stres yang nyata pada penderita (Davison & Neale, 2001).
-               Karakteristik: cemas terus-menerus, sampai hal-hal kecil.
-               Hanya 18% yang dapat sembuh total
-               ETIOLOGI & PENANGANAN:
1.                  Pandangan Psikoanalisa
*Konflik antara id-ego, dibawah sadar à sering cemas tanpa sebab
*penanganan: membantu penderita menghadapi konflik yang sebenarnya.
2.                  Pandangan Kognitif-Behavioral
*Mempersepsikan situasi yang mengancam sebagai sesuatu yang tidak dapa penderita kontrol/ di luar kontrol mereka.
*Penanganan:
-menjelaskan mengenai kecemasan yang mereka alami
-    pelatihan relaksasi
-    pelatihan ketrampilan tertentu yang berhubungan à rasa lebih kompeten

·         GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
-               Definisi: Gangguan cemas, dimana pikiran penderita dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol sehingga penderita dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang yang menimbulkan stres & mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari (Davison & Neale, 2001).
-               Onset: dewasa muda à Laki-laki, lebih awal
       (berhubungan dengan kompulsi memeriksa)
Perempuan, lebih akhir (prevalensi perempuan lebih banyak dari laki-laki untuk kompulsi membersihkan).
è  Adanya peristiwa yang memicu stres berat.
-               Obsesi: pemikiran,ide/sensasi yang muncul secara berulang (Kaplan, 1994)
Kemunculannya tidak dapat dicegah, dirasa tidak rasional, tetapi tidak dapat dikendalikan (Davison & Neale, 2001).
è  + kecemasan.
-               Kompulsi: perilaku/ tindakan mental berulang, dimana individu merasa didorong untuk menampilkannya guna mengurangi stres (Davison & Neale, 2001).
è  - kecemasan.
Contoh :
1.            Ritual membersihkan/ keteraturan
2.            Menghindari objek tertentu
3.            Kegiatan praktis repetitif, aneh
4.            Ritual memeriksa berulang-ulang
5.            Makan dengan perlahan-lahan.
-               ETIOLOGI & PENANGANAN
a.          Pandangan Psikoanalisa
Freud: daya instinktif (seks & agresivitas) yang tidak berada di bawah kendali individu – toilet training kurang, sehingga mengalami fiksasi masa anal – isolasi, undoing, reaksi formasi.
Adler: akibat merasa tidak kompeten.
Penanganan: mengurangi represi & menghadapi kecemasannya.
è  Kurang efektif – objek cemas tidak disadari
b.          Pandangan Kognitif & Behavioral
·           Perilaku yang dipelajari & diperkuat   dengan berkurangnya rasa takut
·           Defisit ingatan à kompulsi memeriksa
·           Kesulitan mengabaikan stimulus à obsesif
Penanganan:
1.                  Exposure & response prevention
(menghadapi sumber/ situasi yang menimbulkan kompulsi, menahan diri – cemas – teratasi)
2.                  Rational-emotive behavioral therapy
(dengan membantu mengubah pemikiran negatif & menguji pikiran negatif tersebut bila tidak melakukan “ritualnya”).
a.          Pandangan Biologis
Keterlibatan neurotransmitter di otak (terutama serotonin).
Penanganan: obat-obatan yang meningkatkan serotonin.
·         GANGGUAN STRES PASCATRAUMA (POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER)
-               Respon ekstrem terhadap stresor berat, seperti: peristiwa traumatik (1-3% populasi umum), sehingga mengalami gangguan serius dalam fungsi kehidupannya.
-               Definisi: sekelompok simtom (sindroma) yang muncul setelah individu mengalami/ menyaksikan peristiwa traumatik (di luar batas pengalaman individu)yang melibatkan ancaman kematian/ luka parah/ ancaman integritas diri/ orang lain à memunculkan kengerian/ ketakutan yang intens & rasa tidak berdaya.
-               Simtom (DSM IV, dalam Kaplan dkk,1994):
1.            Mengalami kembali peristiwa traumatik secara persisten dengan cara-cara: mengingat kembali secara berulang & mengganggu (anak-permainan repetitif), mimpi buruk berulang, atau masih merasa peristiwa tersebut masih terjadi.
2.            Ada upaya menghindar yang menetap untuk mengingat s.d terjadi penumpulan respon terhadap stimulus tersebut.
3.            Meningkatkan aktivitas secara persisten, a.l: tidak bisa tidur, mudah meledak-marah, sulit konsentrasi, kewaspadaan tinggi (hypervigilance), respon terkejut berlebihan.
-               Durasi: 1 bulan setelah peristiwa traumatik
(2 hari-4 minggu: Acute Stress Disorder).
-               ETIOLOGI & PENANGANAN
Adanya stresor – penilaian subjektif individu tentang tingkat keparahan peristiwa traumatik tersebut & respon subjektifnya.
-               FAKTOR RESIKO:
a.                   Persepsi adanya ancaman
b.                  Sejarah gangguan PTSD dalam keluarga
c.                   Pengalaman sebelumnya yang negatif dalam menghadapi trauma
d.                  Gangguan yang dialami sebelumnya (depresi, gangguan cemas).
e.                   Keparahan peristiwa traumatik
f.                    Merasa bersalah
g.                  Coping – emotional focused coping.
-               PENANGANAN:
1.                  Pemberian crisis intervention (informasi s.d dukungan psikososial)
2.                  Exposure therapy
3.                  Obat: transquilizer & antidepresan
4.                  Terapi kelompok à dukungan emosional.


0 komentar:

Posting Komentar

jadwal-sholat