TUGAS I
Kasus I:
Jono baru saja beranjak dari SMP
menuju SMA. Ia masuk ke SMA yang terkenal sebagai SMA yang dihuni oleh
orang-orang kelas atas. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong
menengah kebawah. Awalnya orang tua Jono tidak memperbolehkan Jono masuk
kesekolah tersebut karena takut Jono terpengaruh gaya hidup mereka. Namun
paksaan Jono yang yang sedemikian rupa membuat orang tuanya luluh juga.
Setelah beberapa lama berada
disekolah itu, Jono seperti mengalami diskriminasi karena ia tidak pernah mau
untuk ikut bermain dengan teman-temannya saat ia diajak. Sedikit demi sedikit,
Ia mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh. Namun lama kelamaan,
ia mulai merasa kesepian. Bahkan, teman-temannya senang sekali mengerjai Jono.
Perilaku teman-temannya mulai membuat Jono tidak fokus. Prestasi belajar mulai
menurun. Ini membuat Jono selalu stress.
Keadaan seperti ini mulai mengubah
Jono. Jono yang selama ini selalu rendah hati mulai merasa harus seperti
teman-temannya. Akhirnya muncul juga keinginan untuk bermain dengan
teman-teman. Ia mencuri uang orang tuanya untuk bisa berpenampilan seperti
teman-temannya. Keadaan hidup seperti ini membuat ia tak nyaman. Ia ingin
sekali tidak seperti ini, namun itu hanya tinggal keinginan saja. Ketakutan
akan dikucilkan membuat ia tetap menjalankan kebiasaan buruk ini.
UTS
Anakku Malas Belajar
Anak
usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, entah mengulang kembali pelajaran
yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) ataupun
mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Pentingnya belajar
tanpa harus dibicarakan panjang lebar pasti sudah disadari oleh seluruh
orangtua.
Keluhan yang datang dari orangtua pada
umunya lebih banyak menyangkut anaknya terlalu banyak bermain daripada orangtua
yang anaknya terlalu banyak belajar. Bahkan kalau anak sangat rajin belajar,
pastilah orangtua memamerkannya ke orang-orang dengan nada bangga, "Iya
loh Pak Dani, anak saya itu belajarnya rajin sekali. Pulang sekolah belajar, bangun
tidur siang belajar, terus malam kalau bapaknya sudah pulang ya belajar lagi.
Makanya anak saya itu pintar sekali, apa-apa tahu. Kadang-kadang malah saya
yang nggak tahu".
Lain lagi kalimatnya jika anak terlalu
banyak bermain, "Aduuuuuuh Pak Dani, anak saya ini kerjanya main
melulu.... Siang main, sore main, malam juga main. Saya dan bapaknya kalau mau
menyuruh dia belajar, harus teriak-teriak dulu, mengancam dulu, baru dia mau
belajar. Pusing saya jadinya. Sudah begitu perkalian saja tidak hafal".
Pertanyaan
Jawablah pertanyaan dibawah ini
berdasarkan kasus di atas dan menggunakan teori yang sudah dipelajari
sebelumnya.
1. Menurut
anda mengapa anak mudah menjadi malas belajar? Faktor-Faktor apasajakah yang
dapat membuat anak menjadi malas?
2. Jelaskan
mengapa hal seperti dicerita tersebut dapat terjadi berdasarkan teori belajar
dan motivasi!
3. Bagaimana
caranya untuk memberikan dorongan bagi anak agar anak mau belajar?
4. Bagaimana
pola pembelajaran yang efektif menurut ilmu psikologi?
5. Jika
anda menemukan anak yang oleh orangtuanya disebut malas belajar, apa yang dapat
anda lakukan sebagai seorang professional?
0 komentar:
Posting Komentar