Senin, 18 Juni 2012

Media, Audience, Publik: Lalu, di mana kita berada?


Retno Dewanti Purba
Reviu Oleh: Aswendo Dwitantyanov

Perkembangan teknologi yang semakin pesat selama beberapa dekade membuat perubahan besar pada cara orang untuk berinteraksi dengan orang lain. Perubahan ini merujuk pada kedinamisan, kecepatan, dan konstan berkaitan dengan gaya hidup, kebiasaan, kebutuhan, waktu, dan medianya. Jika dulu orang menganggap radio sebagai teman disaat sepi, penghibur, dan didengarkan dalam situasi-situasi personal yaitu di kamar tidur, mobil, yang ditandai dengan waktu yang lama untuk mendengarkannya, hingga memasuki era pertelevisian.
Era pertelevisian ditandai dengansajian penyiaran langsung dan breaking  news yang tanpa proses penyuntingan, semua sajian informasi di dalamnya dapat dilihat oleh pemirsa, sehingga pemirsa dengan leluasa memberikan interpretasi terhadap tayangan tersebut dengan bantuan narasumber dan pembawa acara program tersebut tentunya. Penayangan yang intensif ini memberikan isyarat bahwa media memiliki pengaruh yang besar terhadap audience nya. Kasus Prita dengan salah satu rumah sakit dan berbagai kasus yang pernah disorot oleh media televisi turut mengambil peran awereness, pengetahuan, opini, sikap, perilaku, belief, values, cara berpikir, cara menghabiskan waktu, dan gaya hidup audience. Selain itu, kehadiran media yang semakin lama berkembang membuat helping behavior menjadi hal yang lumrah, contoh dalam kasus Prita yaitu koin untuk Prita yang mampu membiayai proses hukum Prita.
Lebihnya, kehadiran internet yang berkembang pesat akhir-akhir ini membuat jarak antara batasan personal dan publik menjadi sangat kecil. Saat ini orang dengan mudah menyajikan informasi yang sifatnya sangat pribadi dalam media internet misalnya facebook. Kehadiran jejaring sosial seperti ini juga sepertinya mempengaruhi gaya hidup individu bahwa keanoniman media internet dan segi keamanan secara fisik membuat dunia maya menjadi sorotan yang baik untuk melakukan self-disclosure. Bahkan, ditegaskan bahwa mengubah identitas di internet dianggap bukan sebagai kebohongan.
Kemajuan teknologi terkhusus di media mulai dari jaman radio hingga internet ini mengisyaratkan bahwa media memiliki pengaruh terhadap individu dalam kesehariannya. Tidak terlepas dari itu, psikologi juga telah dikolaborasikan dalam media, dimana kehadiran psikolog di radio sebagai sajian acara mulai terlihat. Melihat lebih jauh, perkembangan teknlologi media dan komunikasi  mempengaruhi perubahan kultur secara signifikan. Kehadiran internet membuat ruang sosial menjadi tidak berbatas yang dulunya terhambat secara geografis. Penulis juga mengutarakan beberapa penelitian bahwa gaya kepribadian seseorang di dunia maya bisa berbeda dengan di dunia nyata. Selanjutnya, kampanye untuk berhati-hati terhadap efek televisi dan internet menjadi sorotan saat ini. Berkembangnya media membuat media-media konvensional menjadi terpuruk, misalnya radio.
Kebanyakan dari kita mengabaikan efek positif dari kemajuan media komunikasi ini, tetapi mengingat efek negatifnya saja. Padahal, banyak potensi positif yang belum dikembangkan secara maksimal dari media tersebut yang dapat bermanfaat, misalnya kita sebagai psikolog memanfaatkannya untuk promosi dan program kuratif kesehatan mental masyarakat. Perkembangan media yang pesat sebenarnya dapat dikaitkan dengan perkembangan psikologi.
Banyak praktisi yang berlatar belakang psikologi telah berkembang dengan area yang tidak terbatas pada riset, perencanaan berbasis media, tetapi juga pelayanan, departemen kreatif, produksi, dan pengembangan program. Psikolog sebenarnya dapat berperan mengadvokasi media guna menekan efek negatif dari media yang terus berkembang tanpa bisa dikendalikan ini. Kiprah psikologi sudah sebaiknya berkembang sejalan dengan perkembangan media komunikasi tidak hanya di media konvensional saja.
Penulis mengatakan bahwa psikologi belum berperan secara optimal memperkenalkan profesinya, menyumbangkan ilmu dan keahlian psikologi. Sudah saatnya, psikologi menggunakan media dan teknik-teknik media tentunya sejalan dengan kode etik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berkembangnya permintaan terhadap jasa layanan psikologi menuntut sederetan kualitas seperti sikap bijaksana, jujur, teliti, hati-hati, lebih mendasarkan pada kepentingan umum, dan mencerminkan keilmuan.
Penggunaan berbagai teori, pendekatan, metode, teknik berbasis psikologi dapat berpengaruh terhadap kebijakan yang dibuat. Psikologi ditantang untuk lebih berperan signifikan dalam perkembangan media. Menilik hal tersebut, lambat sekali perkembangan munculnya narasumber psikologi baru, karena dari psikologi sendiripun cenderung mengkritik tumbuhnya narasumber ini.
Media dianggap sebagai saluran perubahan dalam masyarakat. Secara psikologis, media dapat digunakan untuk meningkatkan awareness masyarakat hanya saja kita belum berani terlibat aktif di dalamnya. Peran psikologi dalam konsultan media belum begitu terjamah, perlu ada upaya konstruktif dan interaktif untuk aktif di dalam media. Kita sebagai individu yang mendalami psikologi sudah selayaknya menaruh perhatian terhadap psikologi media atau berkaitan dengan penggunaan media dalam keprofesionalitasan psikologi.
Perkembangan media komunikasi dari tahun ke tahun membuat kita sadar bahwa psikologi harusnya mengikuti perkembangan arus media tersebut dan mengambil peran di dalamnya. Jika psikologi melakukan pembatasan diri terhadap media, maka ilmu psikologi sendiri akan tidak mudah dikenali oleh masyarakat, profesi psikologi akan menajdi sesuatu yang jauh dari masyarakat. Padahal, ilmu psikologi adalah ilmu yang paling dekat dengan masyarakat karena berhubungan dengan manusia secara individual maupun kelompok. Peran psikologi sosial akan terasa di sini. Pengaplikasian teknik, metode, pendekatan, dan teori serta praktek melalui media menjadi inisiatif yang memungkinkan dan alternatif yang baik agar ilmu psikologi lebih dekat dengan masyarakat.
Penulis meninjau sudah seberapa jauhkan peran psikologi, teruama psikolog klinis dalam rangka menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informatika dan komunikasi dalam hal ini internet untuk kepentingan profesi? Nampaknya, hal ini sudah selayaknya menjadi bahan pikiran psikologi untuk andil dalam dunia maya. Peran dan keikutsertaan psikologi ini setidaknya dapat mengubah stigma masyarakat tentang efek negatif media ini dan menyadarkan kepada masyarakat terhadap manfaatnya jika mau dioptimalkan dengan baik.
Upaya harus dimulai dari kita sendiri sebagai individu yang berkecimpung dalam bidang psikologi. Kita bisa menyumbangkan keahlian dan pengetahuan kita di berbagai elemen masyarakat. Himpunan profesi psikologi (Himpsi) juga sebaiknya mulai memikirkan arah psikologi ke media dengan lebih arif dan bijaksana. Dalam arti, penekanan dan upaya mengarahkan psikologi ke media sudah harus dimunculkan. Kiprah ilmu psikologi pada akhirnya dapat mempengaruhi kebijakan dalam media dan kualitas informasi media dapat diminimalisir efek negatifnya. Selain itu, masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang keilmuan psikologi itu sendiri.  

1 komentar:

jadwal-sholat