Alexis Mclaughlin, Carolyn Espie, Hellen Minnis
Child and Adolescent Mental Health Volume 15 No. 2. 2010. 73-78
A. Permasalahan
RAD (Reactive Attachment Disorder) adalah gangguan psikososial serius pada bayi dan balita. RAD didefinisikan sebagai kelainan pada hubungan sosial dan terbagi kedalam dua tipe karakteristik perilaku yaitu segan (inhibited) dan sangat mudah akrab (disinhibited). Anak inhibited cenderung dilihat sebagai anak yang menarik dari dan sangat waspada, umumnya mencari kedekatan pada pengasuh potensial dengan cara yang aneh. Sedangkan anak disinhibited umumnya selalu mencari kedekatan dan kontak pada siapa saja.
Penelitian ini mendeskripsikan tentang pengembangan dan pengetesan awal mengenai observasi terstandar di ruang tunggu pada anak dengan gejala RAD, yang melibatkan wawancara semi terstruktur dengan orang tua, kuesioner bagi guru dan observasi di ruang tunggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat satu bentuk paradigma baru dalam observasi gejala RAD pada anak usia sekolah (5-8 tahun) yang berfokus pada interaksi anak dengan orang asing. Dikarenakan kelemahan penelitian dalam subtype inhibited, maka penelitian akan berfokus pada perilaku subtype disinhibited, yang ditujukan untuk menginvestigasi apakah aitem-aitem observasi ini mampu membedakan anak yang menderita RAD dengan anak normal dan juga untuk melihat reliabilitas antar aitem.
B. Metode
Area utama perilaku RAD yang akan diobservasi direview oleh tim klinis. Terdapat dua kelompok sampel, yaitu kelompok kasus (anak dengan RAD) dan kelompok pembanding (anak tidak dengan RAD). Untuk memilih sampel anak di kelompok kasus, klinisi dan pekerja sosial menelpon keluarga yang sekiranya memiliki anak RAD umur 5-8 tahun. Review mengenai gejala anak dilakukan melalui telepon dan saat dipastikan bahwa ia termasuk dalam kategori RAD maka keluarga diberi tahu mengenai program ini. Ekslusi dilakukan apabila kemampuan verbal anak di bawah umur 4 tahun dan apabila setelah menjalani proses asesmen dinyatakan tidak mengalami RAD. Terkumpul 47 anak yang didagnosis RAD tetapi hanya 38 anak yang termasuk dalam penelitian. Pemilihan Kelompok pembanding dilakukan dengan identifikasi 217 anak berumur 5-8 tahun. Kriteria eksklusi berdasarkan pada adanya indicator gejala RAD, anak yang terdaftar dalam perlindungan, anak panti asuhan dan anak yang berasal dari keluarga yang disfungsional. Terdapat 39 anak yang termasuk dalam kelompok pembanding.
Diagnosis RAD ditegakkan berdasarkan informasi orang tua, guru dan observasi di ruang tunggu. Orang tua diwawancara menggunakan 28 aitem wawancara semi terstruktur Child and Adolescent Psychiatric Assessment –RAD Module sedangkan guru diberikan 14 aitem kuesioner RPQ. Observasi dilakukan dengan 2 fase. Fase pertama adalah menempatkan 8 anak kelompok kasus dan 8 anak kelompok pembanding di setting ruang tunggu berserta dengan observer yang telah mengetahui peran masing-masing anak dalam kelompoknya dan kemudian mencatat secara kualitatif tentang interaksi anak dengan orang asing, perilaku eksplorasi anak, interaksi anak dengan pengasuhnya dan karakteristik perilaku umum. Terdapat juga pencatatan kuantitatif kejadian seperti berapa kali anak mengganggu percakapan antara pengasuh dan orang asing. Pada fase kedua, 20 aitem kuesioner Observasi Ruang Tunggu (Waiting Room Observation Schedule) yang dikembangkan di fase pertama diadministrasikan pada 61 anak (30 kelompok kasus, 31 kelompok pembanding). 2 observer kemudian memberikan penilaiannya pada situasi di ruang tunggu dan ini juga mampu memberikan data reliabilitas aitem antar rater.
Dalam analisis kategori antara inter rater dilakukan dengan statistik Kappa yang diambil dari Landis dan Koch (1977), internal konsistensi dianalisis melalui Cronbach’s alpha SPSS 11.
C. Hasil
Anak dengan RAD memiliki kecenderungan untuk tidak tinggal dengan keluarga aslinya dan secara signifikan lebih cenderung untuk mengalami pengalaman hidup yang menyakitkan dibandingkan dengan anak pada kelompok pembanding.
20 aitem WRO memiliki internal konsistensi yang baik dengan Cronbach’s Alpha 0.75. kebanyakan pertanyaan memiliki reliabilitas antar aitem yang baik, meskipun begitu aitem no 5 pada bagian interaksi anak-orang asing, semua aitem dalam perilaku eksplorasi, aitem 1,2,4 dan 5 pada interaksi anak-pengasuh dan aitem 4 dan 6 dari karakteristik perilaku umum memiliki reliabilitas antar rater yang buruk dan tidak memiliki daya beda pada kelompok kasus dan kelompok pembanding. Kebanyakan aitem yang terpilih mampu secara spesifik untuk mendiskriminasikan anak pada kelompok kasus dengan kelompok pembanding, tetapi juga dikatakan bahwa tidak semua anak dengan RAD akan dapat teridentifikasi.
D. Diskusi
Reliabilitas yang cukup baik terdapat dalam beberapa aitem, meskipun observasi dilakukan oleh berbagai orang dalam tim penelitian yang berasal dari area keahlian yang berbeda dan jam terbang. Beberapa aitem dinyatakan mampu untuk membedakan kelompok kasus dan kelompok pembanding. Kekuatan dalam penelitian ini adalah meskipun hanya melandaskan observasi pada perilaku disinhibited, observasi dari perilaku ini mampu menyusun daftar observasi. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu meskipun kedua kelompok ini sama dalam hal umur dan gender, tetapi kemungkinan ada bias yang potensial yang tidak teridentifikasi yang mungkin saja tidak sama pada variabel tertentu seperti status sosiodemografis atau bervariasinya IQ verbal anak di dalam kelompok. Penelitian selanjutnya harus memperhatikan tentang masalah ini. Meskipun kelompok perbandingan didapat dari kelompok non klinis, penelitian ini tidak memberikan data mengenai apakah observasi yang dikembangkan ini mampu untuk membedakan kelompok kasus RAD dengan kelompok kasus lainnya. Kunci umum pada penelitian selanjutnya adalah pada penggunaan WRO pada kelompok klinis lainnya untuk melihat apakah perilaku-perilaku yang menjadi indicator dalam WRO adalah benar-benar karakteristik RAD sebenarnya.
Dengan tidak adanya standarisasi mengenai alasan mengapa anak berada di tempat itu, bisa saja pengasuh mengarang alasan tertentu yang justru makin meningkatkan kecemasan pada anak dan makin meningkatkan perilaku keterikatan anak. Hal yang menarik adalah tidak ditemukannya reliabilitas pada aspek perilaku eksplorasi anak, yang padahal pada penelitian terdahulu disebut sebagai komponen kunci pada diagnosis RAD. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pandangan kita saat ini yang sulit untuk membedakan perilaku anak yang tidak bisa diam dan selalu pergi kemana-mana sebagai perilaku impulsive atau perilaku percaya diri.
E. Kesimpulan
Penelitian ini secara sepintas terlihat mudah, tetapi sebenarnya cukup rumit dan diperlukan pengetahuan mendasar untuk menentukan apakah instrument yang dikembangkan mampu untuk mengukur RAD. Sejak awal dijelaskan bahwa RAD terdiri atas 2 subtipe, inhibited dan dishibited. Penelitian ini hanya berfokus pada dishibited, sehingga belum bisa dikatakan bahwa instrument yang dikembangkan mampu mengukur RAD pada anak secara keseluruhan. Harus ada penelitian lanjutan yang berkofus pada sisi inhibited, sehingga pengukuran RAD dapat dilakukan dengan lebih tepat.
0 komentar:
Posting Komentar