Jika engkau sedang hendak menjual sesuatu
Bayangkalan bahwa yang engkau jual itu
Adalah dirimu.
Jika engkau sedang menjual diri,
Sesungguhnya tak ada yang bisa kau jual selain
Mutu jiwa dan ragamu!
Jika engkau menjual cuma ragamu,
Kau sesungguhnya cuma sedang menjadi penipu,
Betapapun bagus engkau membungkus kemolekan ragamu.
Tak peduli betapapun mahal dasimu dan bagus tutur katamu.
Jika engkau mengandalkan cuma senyumanmu,
Orang paling bodoh pun akan segera menemukan
Bahwa senyum itu adalah barang palsu.
Sementara,
senyum yang langsung tembus ke dalam batinmu,
akan mendatangkan keuntungan yang tak pernah kau duga dari mana asalnya.
Dalam jumlah yang tidak pernah kau sangka-sangka.
Kau tidak cuma akan mendapatkan pelanggan dan keuntungan.
Tetapi kau juga akan mendapat cinta dari sesamamu.
Yang namanya untung itu, saudaraku, kecil saja jika bandingannya adalah cinta manusia kepadamu!
Seluruh manusia akan mudah menjadi pelangganmu
karena di mata mereka, engkau bukan lagi seorang pedagang.
Melainkan kau adalah seorang utusan!
Kau datang bukan untuk sekadar berjualan barang.
Tapi engkau adalah pihak yang sedang mengedarkan berkah dan kegembiraan bagi sesamamu.
Lalu dengan cara apa agar senyum itu bisa menembus tepat ke lubuk hatimu?
Dengan cara meyakini;
bahwa mutu hidupmu, sangat tergantung atas mutu jualanmu.
Bahwa jualanmu itu, adalah pintu-pintuu berkah, maka jika engkau
menjual dengan hati palsu,
Berarti engkau sedang menghianati hidupmu sendiri.
Pintu berkah yang tengah menganga itu malah engkau tutup sendiri.
Maka jika engkau sedang termangu-mangu dalam mengetuk pintu rumah pelangganmu,
Pada saat yang sama, bayangkanlah bahwa engkau juga sedang memandang polos mata anakmu.
Anak yang dititipkan Tuhan kepadamu dengan mandat besar
Dan jika engkau gagal mengamankan mandat itu hanya karena kecut nyalimu oleh muka masam calon pelangganmu,
Lalu mutu seperti apakah yang sedang menjadi milik seorang bapak sepertimu.
Karena di dalam kekekeruhan muka pelanggan itulah terletak denyut nafas anak-anak dan istrimu.
Maka ia adalah pupuk bagi kepahitan hidupmu!
Kau tahu bukan, segala sesuatu yan baik bagi tubuhmu, malah sering terasa pahit di lidahmu.
Maka saudaraku, telanlah kepahatian itu dengan gembira
sambil bayangkanlah wajah anakmu!
Jika penolakan demi penolakan sedang mengempurmu,
Bergembiralah!
Bergembiralah meskipun ada kesedihan menyelinap diam-diam di hatimu.
Gembira, karena setiap cerita sukses dan kegembiraan,
selalu ditabung lewat tumpukan kesedihan.
Kesedihan tak bisa kau hindari, kegagalan tak bisa kau tepis, dan kegentaran tak bisa kau abaikan, tapi seluruhnya harus kau jinakkan
Karena hanya lewat jalan penjinakkan inilah tujuan besar itu bisa kau tuju.
Dan jika engkau telah memiliki kemampuan penjinakan seperti ini,
Percayalah, bahkan batu pun bisa kau jual dengan mudah ke sembarang orang
Karena dunia seisinya telah menjadi temanmu!
0 komentar:
Posting Komentar